
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah mengatakan perlambatan terjadi karena situasi ekonomi global yang lesu. Maklum, produksi hasil industri tersebut selama ini memang banyak diekspor.
Jika ekonomi dunia sedang melambat seperti saat ini, maka ekspor industri manufaktur besar dan sedang akan ikut tertekan.
"Iya karena kan pangsa pasar Indonesia bergantung juga dengan ekonomi global," ujar Habibullah, Senin (3/2). Kepala BPS Suhariyanto menyatakan industri manufaktur besar dan sedang masih bisa tumbuh walaupun tengah mengalami tekanan dari ekonomi dunia. Pasalnya, beberapa jenis industrinya berhasil naik meski tipis.
Ia mencontohkan industri makanan yang meningkat 3,74 persen dan memberikan andil sebesar 23,57 persen terhadap produksi industri manufaktur besar dan sedang. Kemudian, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia naik 6,02 persen dan memberikan andil sebesar 10,54 persen.
Selanjutnya, industri kertas dan barang dari kertas naik 5,49 persen dan memberikan andil kepada industri manufaktur besar dan sedang keseluruhan sebesar 5,9 persen. Kemudian, industri logam dasar dan tekstil masing-masing naik 1,98 persen dan 3,58 persen.
Kemudian, industri percetakan dan reproduksi media rekaman melonjak 19,58 persen tapi andilnya kecil hanya 0,63 persen terhadap industri manufaktur besar dan sedang.
[Gambas:Video CNN]
"Sedangkan industri yang mengalami penurunan produksi terbesar adalah industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar 18,49 persen," ujar Suhariyanto.
Di sisi lain, sambung Suhariyanto, industri manufaktur mikro dan kecil (IMK) terlihat lebih lincah pada tahun lalu. Pertumbuhannya tercatat sebesar 5,8 persen, lebih tinggi dari posisi 2018 yang hanya 4,86 persen.
Industri makanan menjadi penyumbang terbesar bagi industri manufaktur mikro dan kecil dengan kenaikan 7,18 persen dan andil 20,44 persen. Kemudian, industri pakaian jadi yang naik sebesar 4,86 persen, industri barang galian dan bukan logam sebesar 4,59 persen.
Hanya saja, terdapat beberapa jenis industri yang turun, yakni industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki sebesar 2,35 persen dan industri peralatan listrik sebesar 17,08 persen.
(aud/agt)from CNN Indonesia https://ift.tt/36V5q5M
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "BPS Menyebut Industri Manufaktur Kian Tumbuh Melambat"
Post a Comment