Search

Waktunya Borong Saham Bank di Tengah Anjloknya IHSG

Jakarta, CNN Indonesia -- Perhatian pelaku pasar pekan ini akan tertuju pada rilis laporan pertumbuhan ekonomi Indonesia periode kuartal I 2019. Data itu akan diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini, Senin (6/5).

Perbankan diramalkan menjadi sektor yang paling diuntungkan jika pertumbuhan ekonomi tiga bulan pertama tahun ini lebih tinggi dibandingkan kuartal I 2018 lalu. Saat itu, pertumbuhan ekonomi berada di posisi 5,06 persen.

Di sisi lain, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak akhir pekan lalu terus berada di zona merah. Pada perdagangan hari ini, IHSG bahkan anjlok lebih dari 1 persen ke level 6.255.

Analis FAC Sekuritas Wisnu Prambudi Wibowo mengatakan penyaluran kredit perbankan berpeluang semakin meroket apabila kondisi ekonomi terus membaik. Pasalnya, tingkat konsumsi masyarakat sebagai salah satu indikator pembentuk pertumbuhan ekonomi juga naik sehingga pengajuan kredit ikut tumbuh.

"Kinerja keuangan perbankan itu sebagian besar terpengaruh oleh pertumbuhan ekonomi," ucap Wisnu kepada CNNIndonesia.com, Senin (6/5).


Wisnu mengatakan pelaku pasar bisa langsung memborong saham emiten bank berkapitalisasi besar (big capitalization/big cap) jika pertumbuhan ekonomi awal tahun ini positif. Saham yang dimaksud, antara lain PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

"Biasanya kalau ada berita bagus juga dampaknya langsung ke saham perbankan," tutur Wisnu.

Apalagi, penyaluran kredit juga diproyeksi naik setelah kegiatan pemilihan presiden (pilpres) dan pemilihan legislatif (pileg) pada April 2019 kemarin. Wisnu berpendapat investor tak lagi bersikap menunggu (wait and see) seperti sebelum pesta demokrasi berlangsung.

"Kalau kemarin-kemarin pelaku bisnis yang yang wait and see karena melihat perkembangan politik, jadi menahan dulu untuk melakukan ekspansi," ujar dia.

Kendati sebagian besar investor wait and see pada awal tahun, tapi beruntung kinerja keuangan emiten perbankan masih tumbuh sepanjang kuartal I 2019. Hal itu terlihat dari laba bersih dan penyaluran kredit masing-masing bank.


Detailnya, BCA meraup laba bersih sebesar Rp6,1 triliun atau naik 10,1 persen dari sebelumnya Rp5,5 triliun. Realisasi itu didorong penyaluran kredit perusahaan yang tumbuh 13,2 persen menjadi Rp532 triliun.

Lalu, laba bersih Bank Mandiri naik 23,43 persen dari Rp5,86 triliun menjadi Rp7,2 triliun. Perusahaan mengucurkan kredit sebesar Rp790,5 triliun atau naik 12,4 persen.

BRI mengantongi laba bersih sebesar Rp8,2 triliun, naik 10,42 persen dari sebelumnya Rp7,42 triliun. Hal itu sejalan dengan penyaluran kredit yang naik 12,91 persen menjadi Rp855,47 triliun.

Sementara, pertumbuhan kredit BNI pada tiga bulan pertama tahun ini sebesar 18,6 persen menjadi Rp521,35 triliun. Dengan begitu, laba bersih perusahaan pun terkerek 11,5 persen menjadi Rp4,08 triliun dari Rp3,66 triliun.

Sama halnya dengan Wisnu, Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menilai saham sektor bank bisa jadi pilihan pelaku pasar pekan ini. Sebab, harga saham emiten bank kini sedang murah-murahnya.
[Gambas:Video CNN]
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan indeks sektor keuangan merosot 1,29 persen sepanjang pekan lalu. Sebagian saham tertekan, khususnya BNI dan Bank Mandiri yang masing-masing melemah 4,14 persen dan 0,97 persen.

BCA dan BRI sedikit lebih beruntung karena berhasil tumbuh jika dilihat dalam sepekan terakhir. Saham BCA menguat 0,97 persen dan BRI 1,15 persen.

"Saham perbankan bisa dilirik karena pekan lalu banyak yang lakukan aksi jual, pelaku pasar kecewa dengan The Fed," papar Valdy.

Sebelumnya pelaku pasar memiliki ekspektasi The Fed akan menurunkan suku bunga acuannya tahun ini, sehingga Bank Indonesia (BI) memiliki peluang menurunkan suku bunga acuan. Namun, ekspektasi itu luntur setelah pemerintah AS merilis data pertumbuhan ekonomi yang cukup ciamik pada kuartal I 2019 sebesar 3,2 persen.

"Tapi harusnya perbankan juga sudah memperkirakan dan mengantisipasi kondisi suku bunga ini," terang Valdy.


Bila suku bunga acuan turun, sambung Valdy, beban biaya dana alias cost of fund yang ditanggung perbankan otomatis juga akan lebih murah. Selain itu, masing-masing bank juga berpotensi menurunkan suku bunga kredit.

"Bila suku bunga kredit turun maka akan dorong penyaluran kredit," katanya.

Namun, ia masih optimistis kinerja keuangan perbankan masih positif tahun ini. Pelaku usaha diproyeksi lebih ekspansif mulai kuartal II hingga akhir tahun, sehingga permintaan kredit juga semakin tinggi.

Potensi 'Rebound' Saham Indofood

Selain perbankan, saham sektor barang konsumsi juga bisa dicermati. Valdy meramalkan saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) bangkit (rebound) pekan ini.

Kebetulan, keduanya sama-sama terkoreksi pada Jumat (3/5) kemarin. Saham Indofood Sukses Makmur merosot tajam 2,86 persen ke level Rp6.800 per saham, sedangkan Indofood CBP Sukses Makmur turun tipis 0,77 persen ke level Rp9.625 per saham.


"Jadi bisa dibilang saham Indofood sudah terdiskon signifikan, padahal kinerja kuartal I 2019 bagus," terang Valdy.

Berdasarkan buku laporan keuangan masing-masing perusahaan, laba bersih Indofood Sukses Makmur dalam tiga bulan pertama tahun ini tumbuh 13,55 persen dari Rp 1,18 triliun menjadi Rp1,34 triliun. Kemudian, Indofood CBP Sukses Makmur mengantongi laba bersih Rp1,33 triliun, naik 9,91 persen dari sebelumnya Rp1,21 triliun.

Valdy menambahkan bahwa valuasi saham Indofood Sukses Makmur dan Indofood CBP Sukses Makmur sudah murah. Hal ini bisa dilihat dari price earning ratio (PER) masing-masing saham.

"Saat ini layak dikoleksi," imbuhnya.

Mengutip RTI Infokom, posisi PER Indofood Sukses Makmur akhir pekan lalu sebesar 11,06 kali. Lalu, Indofood CBP Sukses Makmur 20,97 kali. (agi)

Let's block ads! (Why?)



from CNN Indonesia http://bit.ly/2VhJOj9
via IFTTT

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Waktunya Borong Saham Bank di Tengah Anjloknya IHSG"

Post a Comment

Powered by Blogger.