Meski bisa mendapat peluang emas, Indonesia tidak hanya bisa berdiam diri menunggu peluang investasi datang. Ia menilai Indonesia perlu menangkap peluang-peluang emas tersebut.
Respons misalnya, bisa dilakukan dengan pelonggaran kebijakan pajak. Sebagai informasi,
pemerintah saat ini memang berusaha melonggarkan kebijakan pajak. Pelonggaran dilakukan dengan merevisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 94 Tahun 2010 tentang Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan (super deductible Tax) dalam Tahun Berjalan pada pekan ini.Bersamaan dengan itu, pemerintah juga segera merilis Peraturan Menteri Keuangan (PMK) yang merupakan aturan turunan dari PP tersebut.
"Minggu-minggu ini dan bulan-bulan ini saatnya tim ekonomi fokus mulai merumuskan gagasan-gagasan baru, terobosan-terobosan baru yang bisa mendorong secara sginifikan, tentunya harus mengikuti realita di pasar," ujarnya.Selain sektor investasi, pemerintah juga perlu menggarap lagi pariwisatanya. Ia menuturkan pariwisata menjadi sektor menjanjikan untuk menambah pundi-pundi dalam negeri di tengah perang dagang.Terlebih, pemerintah China telah menerbitkan imbauan bagi warganya untuk tidak menjadikan Amerika sebagai daerah tujuan wisata mereka. Bahkan, sebelum imbauan ini turis China ke AS telah turun 6 persen.
"Imbauan ini pasti masyarakat China tetap mau liburan, jadi harus ditanggapi. Kami harus cekatan untuk mempromosikan (pariwisata Indonesia). Kalau diimbau tidak ke AS liburan ke Asia Tenggara saja, kami harus siap dengan tawaran-tawaran yang lebih pasti," katanya.Thomas yakin dengan kondisi tersebut Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) bisa menyentuh pertumbuhan dua digit. Hingga kuartal I 2019, BKPM mencatat realisasi investasi sepanjang kuartal I 2019 Rp195,1 triliun.Investasi tersebut hanya bertumbuh 5,3 persen dibanding capaian tahun sebelumnya yang Rp185,3 triliun.
"Prediksi saya untuk full year (sepanjang tahun) 2019 PMA dan PMDN pertumbuhannya kembali ke double digit," tuturnya.Pasar Keuangan Terdampak Meski memberikan angin segar bagi investasi langsung, ia menuturkan perang dagang akan memberikan dampak negatif bagi pasar keuangan dan pasar modal. Pasalnya, investor cenderung menarik dananya dari aset berisiko kepada aset yang lebih aman (safe haven) misalnya obligasi dan dolar AS.
Akibatnya, dolar AS menguat lantaran diprediksi akan terjadi pengetatan dolar AS di pasar global.
"Sementara ini dampak utama kepada sektor investasi dari perang dagang mungkin melalui dampak negatif dari kondisi pasar uang dan likuiditas di keuangan dan peruangan regional dan tentunya nasional," tuturnya. (ulf/agt)from CNN Indonesia http://bit.ly/2x2NLtz
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "BKPM Yakin Perang Dagang Beri Angin Segar bagi Investasi RI"
Post a Comment