
Mengutip Antara, harga minyak berjangka Brent naik sebesar 1,6 persen atau US$1,02 per barel ke level US$65,22 per barel. Kemudian, harga minyak WTI melesat 1,5 persen atau US$0,89 per barel menjadi US$60,07 per barel.
Kesepakatan perang dagang antara AS dan China disambut positif oleh pasar. Pemerintah AS berkomitmen untuk mengurangi beberapa tarif bea impor terhadap produk China. Sebagai gantinya, China akan meningkatkan pembelian produk pertanian dan dari AS.
Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer mengatakan China setuju untuk membeli produk pertanian AS senilai US$32 miliar selama dua tahun ke depan. Kesepakatan perdagangan AS dan China ini akan diteken pada pekan pertama Januari 2020.
[Gambas:Video CNN]
Sementara, pejabat China tak memberikan pernyataan terkait jumlah produk pertanian yang akan dibeli dari AS.
"Sepertinya Presiden AS Donald Trump mendapatkan kesepakatan perdagangan tepat waktu untuk Natal," ucap Analis Price Futures Group Phil Flynn, dikutip Senin (16/12).
Selain kesepakatan perang dagang, pergerakan harga minyak juga dipengaruhi oleh pemilihan umum (pemilu) di Inggris. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berhasil menang telak dalam pemilu yang digelar Kamis (12/12) kemarin.
Pasar menilai kemenangan Johnson akan berpengaruh pada proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit). Ketidakpastian Brexit selama ini juga menekan harga minyak.Sebagai informasi, harga minyak bertengger di teritori positif pada perdagangan sebelumnya, yakni Kamis (12/12). Tercatat, harga minyak Brent naik sebesar US$0,48 per barel ke level US$64,2 per barel dan WTI meningkat US$0,42 per barel menjadi US$59,18 per barel.
(aud/bir)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2PpGXjN
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sinyal Damai Perang Dagang, Harga Minyak 'Unjuk Gigi'"
Post a Comment