
Rupiah tidak sendiri. Bersama dengan rupiah, yen Jepang juga melemah 0,03 persen terhadap dolar AS.
Meskipun demikian, sejumlah mata uang di kawasan Asia Pasifik justru menguat terhadap dolar AS. Penguatan tersebut dialami oleh rupee India yang naik 0,07 persen, peso Filipina sebesar 0,22 persen.
Penguatan juga dialami oleh won Korea sebesar 0,02 persen dan dolar Singapura sebesar 0,08 persen. Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan rupiah memang masih akan menghadapi tekanan pada perdagangan akhir pekan ini.
"Karena goncangan eksternalnya terlalu kuat," katanya seperti dikutip CNNIndonesia dari risetnya, Jumat (21/11).
Faktor eksternal tersebut salah satunya berasal dari rencana Presiden AS Donald Trump menandatangani rancangan undang-undang yang mendukung masyarakat Hong Kong untuk berunjuk rasa.
Dukungan tersebut diperkirakan akan memperkeruh hubungan AS-China yang saat ini sedang merenggang akibat perang dagang. Pasalnya, rencana tersebut sudah ditanggapi negatif oleh pihak China.
[Gambas:Video CNN]
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China menyebut kebijakan tersebut sebagai campur tangan terang-terangan yang dilakukan AS atas urusan dalam negerinya.
Ia mengatakan AS akan menghadapi konsekuensi negatif bila rencana tersebut dijalankan.
Namun, Ibrahim mengatakan tekanan dari faktor eksternal tersebut akan tertahan oleh pernyataan BI bahwa ekonomi dalam negeri sampai saat ini masih cukup bagus.
Ia memperkirakan dengan sentimen tersebut, rupiah akan melemah di kisaran Rp14.075- Rp14.140 per dolar AS pada akhir pekan ini.
(agt)from CNN Indonesia https://ift.tt/34ab5UV
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah Melemah ke Rp14.095 Tertekan Faktor AS dan China"
Post a Comment