
Sebagai informasi, Jababeka dalam keterbukaan informasi mereka mengungkapkan adanya potensi default atas kewajiban pemegang surat utang Jababeka International B.V.. Potensi tersebut muncul sebagai akibat dari perubahan manajemen dan pemegang saham.
Perubahan tersebut membuat Jababeka International harus memberikan penawaran pembelian kepada para pemegang notes dengan harga pembelian sebesar 101 persen dari nilai pokoknya yang sebesar US$300 juta ditambah kewajiban bunga.
Bila kewajiban tersebut tidak mampu dilaksanakan, Jababeka menyebut perusahaan akan berada dalam keadaan lalai atau default.
"Kondisi lalai atau default dapat mengakibatkan perseroan atau anak perusahaan menjadi dalam keadaan lalai atau default pula terhadap masing-masing kreditur mereka lainnya," kata mereka seperti dikutip dari keterbukaan informasi tersebut.
Nyoman mengatakan setelah mendapatkan informasi mengenai kebenaran berita soal ancaman default tersebut, BEI akan meminta penjelasan lebih lanjut kepada manajemen. Untuk meminta penjelasan tersebut, ia tak menutup kemungkinan bahwa BEI akan memanggil jajaran direksi Jababeka.
"Kami minta perusahaan responsif untuk memberikan klarifikasi, Kalau mereka (Jababeka) belum memberikan informasi, jangan berandai-andai dulu. Beri kesempatan mereka untuk klarifikasi dulu," katanya.
[Gambas:Video CNN] (aud/agt)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2LIWn0M
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "BEI Minta Klarifikasi Jababeka Soal Ancaman Gagal Bayar"
Post a Comment