Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto merinci tiga blok migas eksplorasi tersebut terdiri dari Blok Kutai, Blok West Ganal, dan Blok Bone. Sementara satu blok eks-produksi yang ditawarkan kali ini adalah West Kampar.
"Pembukaan akses dokumen lelang dimulai pada hari ini dan diberikan waktu dua bulan untuk mengumpulkan dokumen-dokumen tersebut. Kami sampaikan bahwa di dalam penawaran ini, kami membebaskan akses data bagi peserta lelang bagi yang telah akses dokumen," jelas Djoko, Rabu (8/5).
Kemudian, Djoko merinci kondisi blok-blok migas tersebut.
Pertama, Blok Kutai. Blok ini berlokasi di darat (onshore) dan lepas pantai (offshore) dan berada di sisi timur Kalimantan.
Agar bisa mendapatkan blok ini, peserta lelang perlu menawarkan bonus tanda tangan minimal US$2,5 juta dan komitmen pasti investasi (firm commitment) berupa studi geologi dan geofisika (G&>) dan seismik tiga dimensi untuk wilayah seluas 1.000 kilometer persegi.
Kedua, Blok Bone. Terletak di sisi timur provinsi Sulawesi Selatan dan bersifat offshore. Agar punya hak eksplorasi, peserta lelang perlu menyiapkan bonus tanda tangan minimal US$2,5 juta dan firm commitment berupa studi G&> dan seismik untuk wilayah seluas 500 kilometer persegi.
"Kami yakin di dua blok itu masih ada lapisan bawah tanah yang menyambung dengan keadaan sekelilingnya, sehingga ada cadangan hidrokarbon. Untuk diketahui, Blok Kutai dekat dengan blok-blok produksi seperti Sanga-Sanga dan EastKal, sementara Blok Bone dekat dengan Sengkang," kata dia.
Blok ketiga yakni West Ganal. Blok ini, lanjut Djoko, sebenarnya sudah ditawarkan pada lelang WK tahap I yang hasilnya keluar Selasa (7/5) kemarin.
Pada lelang tersebut, ada dua investor yang berminat pada West Ganal, yakni konsorsium PT Pertamina (Persero)-ENI Indonesia Ltd dengan Neptune Energy Muara Bakau BV. Namun, karena dua peminat itu tak mencantumkan detail firm commitment yang akan dilakukan, maka pemerintah memutuskan tidak ada perusahaan yang memenangkan lelang West Ganal.
Selain melelang ulang, pemerintah juga mengubah syarat dan ketentuan (Terms and Condition/T&C) dari lelang blok ini. Pertama, bonus tanda tangan dinaikkan dari US$15 juta menjadi US$29 juta. Kedua, kewajiban seismik juga meningkat dari sebelumnya 400 km persegi menjadi 600 km persegi.
"Terakhir, kami juga lelang WK eks produksi di West Kampar di Riau. Minimal bonus tanda tangan adalah sebesar US$5 juta dengan total firm commitment sebesar US$64,43 juta," jelas dia.
Lelang ini merupakan kelanjutan dari lelang WK migas tahap pertama 2019 yang diumumkan kemarin. Pada lelang tersebut, pemerintah menawarkan lima blok migas, namun hanya dua blok saja yang boleh dikelola investor.
Dua blok tersebut adalah Blok Selat Panjang yang dimenangkan oleh konsorsium Sonoro Energy Ltd-PT Menara Global Energi dan Blok Anambas yang dimenangkan oleh Kufpec Regional Ventures (Indonesia) Ltd. (glh/agt)
from CNN Indonesia http://bit.ly/2PWwcUM
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pemerintah Tawarkan Empat Blok Migas di Lelang Kedua 2019"
Post a Comment