
Pembagian dividen itu telah disetujui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan yang digelar di Grha BNI, Senin (13/5).
"Khusus dividen bagian pemerintah atas kepemilikan 60 persen saham akan disetorkan ke rekening Kas Negara," ujar Direktur Utama BNI Achmad Baiquni.
Sementara, Rp11, 26 triliun atau 75 persen dari laba bersih akan digunakan sebagai saldo laba ditahan.
Jika dibandingkan tahun buku 2017, jumlah dividen yang dibagi untuk kinerja tahun lalu secara nominal turun 21,4 persen. Sebagai pembanding, pada tahun sebelumnya porsi dividen yang dibagikan terhadap laba mencapai 35 persen atau setara dengan Rp4,77 triliun.
Penurunan dividen, lanjut Baiquni, bertujuan untuk menambah modal demi menjaga rasio modal terhadap aset (capital asset ratio/CAR). Dengan demikian, perseroan masih memiliki ruang untuk melakukan ekspansi penyaluran kredit.
Sebagai catatan, tahun ini, perseroan menargetkan pertumbuhan laba bersih sebesar 12 hingga 15 persen.
"Kalau dilihat rata-rata CAR industri perbankan itu kisaran angkanya sekitar 23 persen, sementara BNI 18,5 persen. Dari beberapa tahun terakhir, pertumbuhan bisnis atau kredit kita selalu atas industri. Tentunya, kalau ini terus dilakukan tanpa penambahan modal, maka ekspansi kita terbatas," imbuh Baiquni.
Selanjutnya, direksi perseroan, dengan hak substitusi, akan menetapkan jadwal dan tata cara pembagian dividen tahun buku 2018 sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(sfr/bir)
from CNN Indonesia http://bit.ly/2JE3ua2
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Jaga Rasio Modal, Pembagian Dividen BNI Turun jadi Rp3,75 T"
Post a Comment