
Proyeksi itu lebih rendah ketimbang perkiraan awal yang sebesar 0,7 persen. Mengutip CNN.com, Minggu (17/11), The Fed berpendapat sentimen negatif yang terjadi di pasar, seperti penurunan produksi manufaktur pada Oktober menjadi salah satu indikator perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Pada awal tahun ini, pertumbuhan ekonomi AS diperkirakan bisa menyentuh 3 persen. Namun, sampai kuartal ketiga tahun ini, pertumbuhannya hanya di kisaran 1,9 persen.
Sebelumnya, rilis mengenai belanja masyarakat masih tercatat positif. Namun, faktanya sektor manufaktur dan pengeluaran bisnis yang terkontraksi selama dua kuartal berturut-turut.
Pelemahan tersebut dipicu oleh perang dagang antara AS-China yang masih bergolak.Analis GDPNow dari The Fed Atlanta melansir pertumbuhan ekonomi AS akan lebih rendah lagi, yakni 0,3 persen pada kuartal keempat tahun ini.
The Fed Atlanta menuturkan perlambatan ekonomi sebagian besar disebabkan karena konsumsi masyarakat menurun, sehingga penjualan ritel naik tipis, yaitu hanya sebesar 0,1 persen selama Oktober.
Model PDB dua bank regional The Fed tersebut didasarkan pada data perekonomian AS terbaru yang masuk. Kedua proyeksi itu tampak kontras dengan pernyataan Presiden Donald Trump yang mengklaim bahwa perekonomian AS tumbuh pesat.
"Ekonomi Tumbuh besar, seperti akan mencetak rekor baru lagi!" kicau Trump di akun Twitter-nya.Dalam pidatonya di Economic Club of New York pada awal pekan lalu, Trump juga tak segan memamerkan dirinya sebagai penyelamat perekonomian AS yang hampir mati. Bahkan, ia memamerkan bahwa lapangan dan upah kerja terus meningkat selama kepemimpinannya.
Merespons klaim Trump, Gubernur The Fed, Jerome Powell, menganggap tak ada yang benar-benar tumbuh besar.
"Lihatlah ekonomi (AS) hari ini, tidak ada yang benar-benar tumbuh besar yang akan meledak," kata Powell.
[Gambas:Video CNN]
(rds/bir)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2pp38w6
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ekonomi AS Kuartal Keempat Terancam Mandek"
Post a Comment