
"Masalahnya tidak boleh dilebih-lebihkan" ujar Direktur Departemen Kementerian Perdagangan Chu Shijia, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (2/7).
Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa perusahaan manufaktur China telah mulai memindahkan produksinya ke Vietnam dan Kamboja seiring dengan biaya operasional yang tinggi. Perang dagang antara China dan AS semakin mendorong banyak perusahaan mengikuti langkah tersebut, terutama perusahaan pembuat barang-barang berteknologi dan bernilai rendah.
Chu menekankan beberapa perusahaan China awalnya khawatir ketika gesekan perdagangan dimulai, tetapi sekarang mereka telah menemukan beberapa cara untuk memotong biaya dan untuk meminimalkan dampaknya.
Perang dagang juga telah memukul aktivitas produksi China. Hal tersebut terungkap berdasarkan survei yang dilakukan Reuters baru-baru ini.
Saat ini, AS dan China kembali melanjutkan negosiasi yang sempat mandek pada Mei lalu. Kendati negosiasi dilanjutkan, AS tak menangguhkan tarif impor atas barang China yang sudah berlaku. Namun, berjanji tak mengenakan tarif baru.
AS juga kembali memperbolehkan perusahaan asal negaranya untuk bekerja sama dengan perusahaan teknologi raksasa asal China, Huawei. Sementara China disebut berjanji kembali membeli produk pertanian AS.
[Gambas:Video CNN] (Reuters/agi)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2FLEdrM
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "China Klaim Tak Banyak Perusahaan Hengkang dari Negaranya"
Post a Comment