
"Setelah kami untung, kami dapat dengan jelas go public," ujar Anthony mengutip CNBC International, Kamis (14/11).
Mengenai keuntungan perusahaan secara keseluruhan, Tan mengatakan bahwa operasional Grab sudah profit tahun ini.
"Kami terus melihat unit-unit yang terus mencetak untung di berbagai kota lain dalam 12 bulan ke depan," ujarnya.
Diketahui pada Maret 2019, valuasi Grab telah mencapai US$14. Tahun lalu, Grab mengakuisisi pesaing utamanya, Uber di Asia Tenggara. Raksasa teknologi A.S. ini memiliki 23,2 persen saham atau 409 juta saham, di Grab pada 31 Desember 2018.
Jika Grab tidak go public pada 25 Maret 2023, Uber memiliki opsi menggunakan hak tebusan untuk "mengembalikan tunai semua atau sebagian investasinya kembali ke Grab setelah tanggal penebusan."
Hak penebusan memungkinkan investor membuat perusahaan membeli kembali saham mereka setelah periode waktu tertentu.
Eksekutif senior Grab mengatakan bahwa perusahaan ride hailing tersebut dapat menuju profitabilitas melalui layanan pengiriman makanannya. Bisnis antar makanan dapat mendorong profitabilitas jangka panjang.
"Untuk saat ini, Grab fokus pada memberikan nilai pelanggan dan keberlanjutan sebelum mempertimbangkan IPO. Mereka akan bekerja sama dengan pemerintah setempat dan menjalankan program Grab For Good sebagai investasi jangka panjang," ujar Tan.
Adapun ketika ditanya kesiapan perusahaan memasuki pasar modal, respons Tan masih menggantung. "Itu selalu menjadi salah satu opsi, tetapi kami harus tetap bekerja dengan (mitra strategis) kami," ujarnya.
from CNN Indonesia https://ift.tt/35kzWFW
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Grab Siap Melantai di Bursa Jika Sudah Cetak Untung"
Post a Comment