
Di kawasan Asia, rupiah menguat bersama ringgit Malaysia 0,06 persen. Sementara, mata uang lain justru terperosok di zona merah alias melemah dari dolar AS.
Yen Jepang melemah 0,31 persen, won Korea minus 0,22 persen, dolar Singapura minus 0,21 persen, dan baht Thailand minus 0,13 persen. Lalu, peso Filipina turut melemah 0,12 persen dan dolar Hong Kong minus 0,02 persen.
Begitu pula dengan mata uang utama, seperti franc Swiss melemah 0,33 persen, dolar Australia minus 0,28 persen, dan euro Eropa minus 0,18 persen. Kemudian, poundsterling Inggris minus 0,18 persen, rubel Rusia minus 0,05 persen, dan dolar Kanada minus 0,04 persen.
Analis Monex Investindo Dini Nurhadi Yasyi mengatakan rupiah berhasil menguat karena faktor pembukaan pasar setelah libur panjang Lebaran 2019. Sementara, mata uang lain justru melemah karena mata uang Negeri Paman Sam berhasil membalikkan keadaan setelah melemah cukup dalam pada akhir pekan lalu.
[Gambas:Video CNN]
Dolar AS sempat melemah karena sentimen rilis laporan ketenagakerjaan AS (Nonfarm Payrolls/NFP) sebesar 75 ribu pekerja. Angka tersebut jauh di bawah ekspektasi pasar yang mencapai 185 ribu pekerja.
"Setelah itu, mata uang utama, seperti euro Eropa, poundsterling Inggris, yen Jepang, dan dolar Australia langsung menguat Jumat kemarin, tapi hari ini cenderung melemah karena profit taking (ambil untung), setelah menguat tajam," ujar Dini, Senin (10/6).
Sementara, untuk pergerakan mata uang Garuda hari ini, ia memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.165-14.245 per dolar AS. "Rupiah cenderung bergerak sideways hari ini," katanya.
(uli/bir)
from CNN Indonesia http://bit.ly/2WqTX8X
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah Menguat ke Rp14.210 per Dolar AS Usai Libur Lebaran"
Post a Comment