
Pelaku pasar akan menyoroti sentimen tersebut hingga beberapa waktu ke depan.
"Naik atau turunnya proyeksi pendapatan yang akan datang mempengaruhi valuasi saham emiten tersebut, sehingga hal ini yang akan berpotensi membuat saham ini bergerak volatile," tutur Suryo kepada CNNIndonesia.com, Selasa (14/5).Namun begitu, bukan berarti prospek bisnis Garuda Indonesia langsung meredup setelah tarif batas atas tiket pesawat diturunkan. Prospek bisnis tersebut masih bergantung pada respons pelanggan usai tarif batas atas diturunkan."Frekuensi penerbangan seperti apa, detil pendapatan per rute juga berbeda. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan," terang Suryo.Sementara, Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan pelemahan saham Garuda Indonesia seharusnya tidak signifikan. Pasalnya, kinerja perusahaan tetap akan terjaga ke depannya. "Tarif batas atas turun ke semua pesawat, jadi rata-rata tiket Garuda tetap paling mahal. Meskipun mahal, Garuda kan punya pasar sendiri, Garuda punya imej tersendiri terhadap penumpang setianya," papar Nico.Lagipula, sambungnya, koreksi harga saham Garuda Indonesia tak semata-mata karena kebijakan baru pemerintah terkait harga tiket. Saham perusahaan itu ikut merosot sejalan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sedang meradang."IHSG juga lagi melempem khususnya hari ini akibat kenaikan tarif impor China oleh Amerika Serikat," jelas Nico.RTI Infokom mencatat IHSG pagi ini terlihat anjlok 1,1 persen atau 67,98 poin ke level 6.067. Pelaku pasar asing terlihat jual bersih (net sell) sebesar Rp128,1 miliar di all market.Sementara, saham Garuda Indonesia sudah turun lebih dari 7 persen dalam satu bulan terakhir. Pada pertengahan April kemarin harga saham perusahaan masih bertengger di area Rp400 per saham. (aud/agt)
from CNN Indonesia http://bit.ly/2HmElxP
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Harga Tiket Pesawat Ditekan, Saham Garuda Anjlok 4,39 Persen"
Post a Comment