
Mengutip Antara, minyak mentah berjangka Brent naik tipis 27 sen menjadi US$57,58 per barel. Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) naik 23 sen ke level US$52,28 per barel.
Harapan pasar terhadap pemotongan produksi mampu menyeimbangi kekhawatiran terhadap penyebaran virus corona.
"Investor menyambut positif langkah-langkah stimulus dari bank sentral China. Stimulus diberikan sejalan dengan respons pasokan minyak dari OPEC+," kata broker minyak PVM Stephen Brennock.Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan wabah itu berpotensi menekan permintaan minyak kuartal I 2020 hingga 430 ribu barel per hari (bph). Jika ramalan itu benar, penurunan permintaan di kuartal I 2020 itu akan menjadi yang pertama sejak krisis keuangan di 2009.
Menjawab ancaman itu, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, termasuk Rusia menyetujui untuk mengurangi produksi minyak. Tujuannya, memperketat pasokan global dan menjaga harga minyak agar tak jatuh.
Kelompok yang dikenal sebagai OPEC+ itu, memiliki perjanjian untuk memangkas produksi minyak sebesar 1,7 juta bph hingga akhir Maret. Akibat Virus Corona, komite teknis merekomendasikan OPEC+ kembali mengurangi produksi sebanyak 600 ribu bph.
"Jika pasar berkonsolidasi saat ini, OPEC+ mungkin sedikit mempertimbangkan untuk mempercepat keputusan pemotongan produksi," kata ING dalam sebuah catatan.
(ulf/sfr)
from CNN Indonesia https://ift.tt/38MRTiJ
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Potensi Penurunan Produksi Kerek Harga Minyak Dunia"
Post a Comment