
Mengutip Antara, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret naik US$1,32 atau 2,5 persen menjadi US$56,46 per barel. Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret naik US$1,14 atau 2,3 persen ke level US$50,75 per barel.
Surat kabar China Changjiang Daily melaporkan bahwa tim peneliti yang dipimpin oleh Profesor Universitas Zhejiang Li Lanjuan, telah menemukan bahwa obat abidol dan darunavir dapat menghambat virus dalam percobaan sel in vitro.
Secara terpisah, Sky News melaporkan bahwa seorang ilmuwan Inggris telah membuat terobosan untuk mendapatkan vaksin. Ia mengurangi waktu pengembangan normal vaksin dari dua hingga tiga tahun menjadi hanya 14 hari. Selain upaya pengembangan vaksin, kenaikan harga minyak ditopang kabar bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu produsennya sedang mempertimbangkan pemangkasan produksi. Hal ini untuk antisipasi turunnya permintaan minyak akibat virus yang berasal dari Wuhan, China itu.
Kilang minyak Sinopec China yang merupakan kilang terbesar Asia, telah memangkas laju produksi.
Kemunculan Virus Corona tak hanya menewaskan ratusan orang tetapi juga menekan pertumbuhan ekonomi China. Analis Capital Economics memperkirakan pertumbuhan ekonomi China akan melambat menjadi hanya tiga persen pada kuartal pertama 2020.
"Dengan asumsi bahwa virus dikendalikan dengan relatif cepat, kami secara tentatif memperkirakan penurunan 10 persen dalam konsumsi minyak negara itu di kuartal pertama," tulisnya.
(ulf/age)
from CNN Indonesia https://ift.tt/31rvOmS
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ilmuwan Teliti Vaksin Virus Corona, Harga Minyak 'Bangkit'"
Post a Comment