Search

BPS Sebut Konsumsi Domestik 2019 Melambat 5,04 Persen

Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat konsumsi rumah tangga sepanjang 2019 sebesar 5,04 persen. Realisasi itu melambat dibandingkan dengan posisi 2018 lalu yang sebesar 5,05 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan tingkat konsumsi rumah tangga khusus kuartal IV 2019 hanya 4,97 persen. Angkanya jauh lebih lambat ketimbang pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal IV 2018 yang masih tembus 5 persen, tepatnya 5,08 persen.

Dengan realisasi itu, Suhariyanto menyatakan pihaknya mewaspadai penurunan daya beli masyarakat beberapa waktu terakhir. Masalahnya, pertumbuhannya memang tak sekuat sebelum-sebelumnya.


"Kami perlu waspadai (penurunan daya beli masyarakat). Pertumbuhannya tidak seperti sebelumnya," ucap Suhariyanto, Rabu (5/1). Ia memaparkan beberapa pertumbuhan beberapa komponen memang melambat sepanjang 2019. Hal itu terlihat pada tingkat konsumsi di industri makanan dan minuman (mamin) yang hanya tumbuh 5,16 persen sepanjang 2019, sedangkan pada 2018 mencapai 5,22 persen.

Kemudian, konsumsi pakaian, alas kaki, dan jasa perawatannya tumbuh 4,27 persen atau melambat dibandingkan sebelumnya 4,3 persen. Menurut Suhariyanto, ada kemungkinan perubahan pola pembelian pakaian oleh masyarakat.

"Dulu masyarakat sering ganti-ganti baju untuk Natal dan Tahun Baru. Sekarang sepertinya tidak," ucap Suhariyanto.

Lalu, konsumsi transportasi dan komunikasi naik 4,78 persen atau melambat dari sebelumnya 5,47 persen. Suhariyanto bilang perlambatan konsumsi di sektor transportasi salah satunya karena penjualan wholesale sepeda motor dan mobil penumpang masing-masing minus sebesar 5,6 persen dan 7,24 persen.

"Khusus kuartal IV 2019 produksi mobil sebanyak 334.228 unit atau turun 7,22 persen secara kuartal dan turun 3,99 persen secara tahunan. Lalu penjualan mobil wholesale secara tahunan turun 6,66 persen di kuartal IV 2019," kata Suhariyanto.

Sementara, untuk konsumsi di sektor perumahan dan perlengkapan rumah tangga tumbuhnya tercatat 4,66 persen atau lebih tinggi dari sebelumnya yang sebesar 4,63 persen. Kemudian, konsumsi kesehatan dan pendidikan juga lebih tinggi menjadi 6,6 persen dari 5 persen.

Konsumsi rumah tangga memiliki pengaruh terbesar dalam pertumbuhan ekonomi 2019. Kontribusinya mencapai 56,62 persen.

Kontribusi kedua berasal dari tingkat investasi sebesar 32,33 persen dengan pertumbuhan 4,45 persen. Lalu, ekspor sebesar 18,41 persen dengan pertumbuhan yang minus sebesar 0,87 persen.

Penyumbang ekonomi domestik lainnya berasal dari konsumsi pemerintah sebesar 8,75 persen dengan tingkat pertumbuhan 3,25 persen, konsumsi lembaga non profit rumah tangga (LNPRT) yang memiliki andil 1,3 persen dengan pertumbuhan 10,62 persen dan impor yang mengurangi pertumbuhan ekonomi 22,03 persen dengan pertumbuhan yang minus 7,69 persen.

Secara keseluruhan, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2019 hanya 5,02 persen. Realisasi tersebut melambat dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 5,17 persen. Capaian tersebut juga lebih rendah dari asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 yang sebesar 5,3 persen.

[Gambas:Video CNN]

(aud/age)

Let's block ads! (Why?)



from CNN Indonesia https://ift.tt/2UoN4HU
via IFTTT

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "BPS Sebut Konsumsi Domestik 2019 Melambat 5,04 Persen"

Post a Comment

Powered by Blogger.