Padahal, IPR bulan sebelumnya mampu tumbuh lebih tinggi sebesar 3,6 persen ke level 236,3.
"Penjualan eceran ditopang oleh penjualan pada kelompok suku cadang dan aksesori, kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya, dan kelompok makanan, minuman dan tembakau," ujar Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko dalam keterangan resmi, Jumat (10/1).
Tercatat, IPR kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya meningkat sebesar 5,5 persen menjadi 173,1, dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya tumbuh 4,03 persen.
Sementara, penurunan terbesar terjadi pada kelompok barang budaya dan rekreasi yang merosot 8,4 persen menjadi 108,4.Tercatat, pertumbuhan IPR kelompok perlengkapan rumah tangga tumbuh 8,3 persen menjadi 183,4, meningkat dari bulan sebelumnya yang hanya tumbuh 4 persen.
Sementara, penurunan terbesar terjadi pada kelompok barang lainnya yang merosot 19,9 persen menjadi 161,9.
Secara regional, penjualan eceran di sejumlah kota terjadi penurunan, di antaranya Medan yang turun 6,5 persen, dan Denpasar melorot 4,9 persen.
Pada Desember 2019, BI memperkirakan kinerja penjualan eceran juga akan menurun. Hal itu terindikasi dari perkiraan pertumbuhan IPR Desember yang secara tahunan menurun sebesar 0,2 persen."Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh penjualan kelompok barang, budaya dan Rekreasi, serta kelompok Barang Lainnya," tutur Onny.
Lebih lanjut, hasil survei juga mengindikasikan tekanan kenaikan harga di tingkat pedagang eceran yang dalam tiga bulan mendatang diprakirakan dapat meningkat.
Hal tersebut tercermin dari peningkatan Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) 3 bulan yang akan datang, menjadi 154,6, dari 149,2 pada bulan sebelumnya.
[Gambas:Video CNN]
(ara/bir)
from CNN Indonesia https://ift.tt/35KVefS
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Survei BI: Penjualan Eceran November 2019 Melambat"
Post a Comment