Search

Penguatan Rupiah Diramal Buat Saham Ritel Bergairah

Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau menguat 0,17 persen pada sepekan terakhir. Bahkan, sejak awal tahun hingga Jumat (18/1) mata uang Garuda berhasil terapresiasi 1,71 persen ke level Rp13.645 per dolar AS.

Analis Royal Investium Sekuritas Janson Nasrial mengatakan penguatan rupiah terhadap dolar AS ditopang faktor eksternal; penandatanganan kesepakatan dagang fase pertama AS-China. Seperti diketahui, setelah kurang lebih dua tahun bersitegang, AS-China akhirnya meneken kesepakatan damai dagang fase pertama pada Rabu (15/1) lalu.

Salah satu poin kesepakatan dagang adalah AS setuju tidak mengenakan tarif tambahan atas produk China, serta memangkas bea masuk dari 15 persen menjadi 7,5 persen atas produk China senilai US$120. Sementara China sepakat membeli barang dari AS senilai US$200 miliar. 


"Dengan ditandatanganinya kesepakatan dagang fase pertama, ini akan meredakan tensi dagang antara AS-China yang mana akan meningkatkan aktivitas para pelaku ekonomi seluruh dunia," katanya kepada CNNIndonesia.com. Tak hanya meredakan tensi dua negara, Janson menuturkan kesepakatan dagang memberikan katalis positif bagi harga komoditas dunia. Sebab, pasar menilai kesepakatan dagang AS-China memberikan kepastian bagi perdagangan global.

"Ini membuat harga komoditas dunia juga naik yang tentunya meningkatkan prospek pertumbuhan produk Domestik Bruto (PDB) global khususnya emerging market (pasar negara berkembang) termasuk Indonesia," ujarnya.

Sentimen positif penguatan rupiah turut memberikan angin segar bagi pasar modal. Seiring penguatan rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga turut naik 0,27 persen minggu lalu.

Bagi emiten di pasar modal, kata Janson, penguatan rupiah membawa berkah untuk saham perusahaan di sektor ritel khususnya yang berkecimpung di bidang impor. Maklum saja, penguatan rupiah terhadap dolar AS akan mengurangi biaya operasional emiten tersebut.

[Gambas:Video CNN]
Ia merekomendasikan saham PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) untuk dikoleksi di tengah sentimen penguatan mata uang Garuda.

"Penguatan rupiah memberikan benefit (manfaat) untuk pemain ritel,"ucapnya.

Pekan lalu, saham Ace Hardware menguat 8,36 persen ke level Rp1.620 per saham. Tetapi, saham Mitra Adiperkasa masih melempem 4,59 persen di posisi Rp1.040 per saham. Janson memprediksi dua saham tersebut berpotensi naik jika penguatan rupiah terus berlanjut, sehingga saat ini adalah momentum tepat bagi pelaku pasar untuk mulai membeli saham Ace Hardware dan Mitra Adiperkasa.

Pada kuartal III 2019, Ace Hardware mencatat kenaikan penjualan 15,69 persen dari Rp5,16 triliun menjadi Rp5,97 triliun. Kenaikan penjualan ini membuat laba perseroan tumbuhan 4,27 persen dari Rp697,37 miliar menjadi Rp727,16 miliar.

Di sisi lain, Mitra Adiperkasa mengantongi penjualan 11,44 persen dari Rp13,82 triliun menjadi Rp 15,4 triliun. Pertumbuhan pendapatan perseroan menunjang kenaikan laba 15,27 persen dari Rp557,67 miliar menjadi Rp642,84 miliar.

Pendiri LBP Institute Lucky Bayu Purnomo menambahkan sektor pertambangan diramal juga meraup untung dari penguatan rupiah. Ia merekomendasikan beli untuk saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Timah Tbk (TINS), dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

"Salah satu alat transaksi dari sektor pertambangan adalah dolar AS, karenanya dengan penguatan rupiah terhadap dolar AS, maka pergerakan saham pertambangan menjadi unggulan," tuturnya.

Ia memperkirakan keperkasaan rupiah masih akan berlanjut hingga pertengahan tahun. Kondisi ini akan ditopang faktor eksternal kesepakatan dagang AS-China.

Selain itu, ia bilang laju rupiah bakal ditopang January Effect. Itu, merupakan efek penyusunan ulang portofolio oleh manajer investasi sehingga mengakibatkan likuiditas di pasar keuangan bertambah. Karenanya, ia meramal rupiah bisa menembus level Rp13.500-Rp13.600 per dolar AS dalam jangka menengah.

"Tingginya likuiditas itu menyebabkan rupiah masih digemari seiring dengan sentimen kesepakatan dagang AS-China," imbuhnya.

Selama rupiah menguat, lanjut dia, maka saham sektor pertambangan diyakini berpeluang menguat. Kenaikan sektor ini, juga ditopang prediksi kenaikan harga komoditas pasca terbitnya kesepakatan dagang fase pertama AS-China.

Ia memprediksi saham Aneka Tambang mampu mencapai level Rp869-Rp890 per saham. Pada penutupan pekan lalu, saham dengan kode ANTM itu terpantau melemah 0,59 persen ke Rp840 per saham.

[Gambas:Video CNN]
Sementara itu, saham Timah dipercaya melaju ke level Rp910-Rp932 per saham di tengah penguatan rupiah. Pada penutupan pekan lalu, saham dengan kode TINS itu terpantau stagnan di level Rp880 per saham.

Terakhir, saham perusahaan perusahaan tambang Bukit Asam diperkirakan bisa mencapai posisi Rp2.763- Rp2.830 per saham. Pada penutupan pekan lalu, saham emiten tambang pelat merah itu mengalami koreksi 0,37 persen ke level Rp2.670 per saham. (agt)

Let's block ads! (Why?)



from CNN Indonesia https://ift.tt/2ubMlPk
via IFTTT

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Penguatan Rupiah Diramal Buat Saham Ritel Bergairah"

Post a Comment

Powered by Blogger.