
Fakta tersebut diungkapkan dalam hasil riset "Cash In Cash Out (CICO) Economics in Indonesia" yang dilakukan oleh Boston Consulting Group (BCG) dan Microsave Consulting.
Senior Manager Microsave Consulting Raunak Kapoor mengatakan rendahnya jumlah transaksi mempengaruhi nilai transaksi melalui agen bank. Tercatat, nilai transaksi lewat agen bank hanya mencapai US$45 setara Rp630 ribu per bulan. Sementara itu, Tanzania bisa tembus US$175 dan Bangladesh US$190 per bulan.
"Dengan rendahnya transaksi oleh konsumen, maka pendapatan agen juga terbatas," ujarnya. Ia mengatakan pendapatan agen bank secara bersih hanya sebesar Rp200 ribu per bulan. Untuk setiap transaksi, rata-rata pendapatan (fee) yang diterima agen bank sebesar Rp3.000-Rp6.000 atau lebih rendah sekitar 30 persen dibandingkan negara lain.
Rendahnya jumlah dan nilai transaksi itu membuat ia khawatir semakin banyak agen bank yang tidak maksimal dalam mengelola layanannya hingga memutuskan untuk menutup jasanya. Padahal, agen bank merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan inklusi keuangan, khususnya ke wilayah yang tidak terjangkau oleh layanan perbankan (unbankable).
Hasil riset juga mengungkapkan sebanyak 34 juta orang di wilayah terpencil tidak memiliki akses keuangan dalam radius 5 kilometer (km) dari tempat tinggalnya. Dari jumlah tersebut, mayoritas atau sebesar 69 persen berada di wilayah Indonesia Timur dan Papua, disusul Kalimantan 46 persen, Bali dan Nusa Tenggara 30 persen, serta Sumatera dan Sulawesi masing-masing 23 persen.
"Sudah seharusnya agen mendapatkan perhatian lebih dari lintas sektor karena mereka memperluas jaringan kantor cabang bank khususnya kepada masyarakat unbankable," imbuhnya.
[Gambas:Video CNN]
Saat ini, tercatat sebanyak 3 juta agen bank yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Namun, hanya separuh atau 58,6 persen masyarakat Indonesia yang mengetahui lokasi agen bank. Sisanya, 41,4 persen belum mengetahui keberadaan agen bank.
Agen bank paling banyak diandalkan untuk membuka rekening Basic Saving Account (BSA) atau layanan cash in cash out alias isi saldo dan tarik tunai. Studi ini dilakukan pada 2017, melalui metode wawancara mendalam kepada agen bank selama kurang lebih 2-3 jam. Tak hanya itu, wawancara juga dilakukan kepada pihak bank dan regulator.
from CNN Indonesia https://ift.tt/2QCu3Qd
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Transaksi via Agen Perbankan di Indonesia Masih Minim"
Post a Comment