
Pagi hari ini, pergerakan mata uang utama Asia bervariasi terhadap dolar AS. Terdapat mata uang yang melemah seperti baht Thailand sebesar 0,02 persen, dolar Singapura sebesar 0,04 persen, dan won Korea Selatan sebesar 0,24 persen.
Namun, yen Jepang malah menguat 0,06 persen dan peso Filipina menguat 0,03 persen terhadap dolar AS. Sementara itu, dolar Hong Kong dan ringgit Malaysia bergeming terhadap dolar AS.
Mata uang negara maju terlihat menguat terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris menguat 0,04 persen dan euro menguat 0,03 persen. Namun, dolar Australia melemah 0,02 persen.
"BI diperkirakan akan berhati-hati dan menahan diri dari penurunan suku bunga sambil terus mengamati kondisi global akibat dari perang dagang yang kemungkinan masih akan terjadi sampai tahun 2020," jelas Ibrahim, Kamis (22/8).
Tak hanya menanti suku bunga BI, perdagangan valas pada hari ini juga dipengaruhi oleh sentimen bank sentral AS The Fed. Pada hari ini, indeks dolar AS memang sempat menguat setelah risalah The Fed pada Juli (Minutes of Meeting) dirilis Rabu (21/8) waktu setempat.
Maklum, risalah tersebut ternyata tidak mencantumkan penurunan suku bunga acuan Fed Rate sebagai kebijakan yang akan ditempuh The Fed jangka panjang. Adapun, pemangkasan Fed Rate Juli lalu hanya disebut sebagai rekalibrasi kebijakan moneter semata. Akibatnya, pelaku pasar membaca sinyal bahwa The Fed tidak akan menurunkan suku bunga acuannya secara agresif.
Namun, ketimbang hasil risalah rapat, pelaku pasar kini lebih menantikan pertemuan tahunan gubernur bank sentral di Wyoming akhir pekan ini.
"Dalam transaksi hari ini, rupiah kemungkinan akan berfluktuasi tetapi menguat tipis. Range hari ini ada di angka Rp14.200 hingga Rp14.300 per dolar AS," papar dia.
[Gambas:Video CNN] (glh/agt)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2Zjbtxt
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah Menguat ke Rp14.265 per Dolar AS Jelang Pengumuman BI"
Post a Comment