
Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR Hari Suprayogi menjelaskan kajian itu untuk pembangunan tanggul laut fase empat sampai tujuh. Sebelumnya, pemerintah sudah lebih dulu membangun untuk fase satu hingga tiga sepanjang 20,1 kilometer (Km).
"Dari dinamikanya, dalam pembangunan mungkin bukan tanggul, tapi tol. Tol yang nantinya bila diperlukan, maka akan menjadi tanggul laut," ucap Hari, Jumat (12/7).
Ia mengatakan kajian mengenai pembangunan tol di atas laut wilayah Bekasi dan Banten ini juga dikonsultasikan ke Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution.
Namun, Hari masih enggan menyebut kebutuhan dana untuk merealisasikan proyek tersebut. "Kalau beliau (Darmin Nasution) ya kami lanjutkan. Berapa-berapanya, ya nanti," jelas Hari.
Dalam hal ini, Indonesia menggandeng Belanda melalui Kementerian Infrastruktur dan Manajemen Air Belanda (MIW) dan Negeri Ginseng, Korea International Cooperation Agency (KOICA) dalam proses kajian.
Hari mengatakan tak menutup kemungkinan kedua lembaga itu juga memberikan pendanaan untuk proyek tanggul dan tol ini.
[Gambas:Video CNN]
"Dia (Belanda dan Korea) yang memberikan bantuan pendanaan bukan pembangunan ya. Pendanaan dalam kajian ini ya. Dalam rangka kajian master plan dan desain," ucap Hari.
Sebagai informasi, proyek ini merupakan rangkaian kegiatan dari program Pembangunan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara (PTPIN) atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) yang menjadi kegiatan proyek strategis nasional.
(aud/bir)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2NUrIk5
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "PUPR Kaji Pembangunan Tol di Atas Laut Bekasi dan Banten"
Post a Comment