Pagi hari ini, sebagian besar mata uang utama Asia tercatat menguat terhadap dolar AS. Won Korea Selatan menguat 0,69 persen, peso Filipina menguat 0,31 persen, dan ringgit Malaysia menguat 0,2 persen.
Sementara itu, dolar Hong Kong dan baht Thailand sama-sama menguat 0,02 persen terhadap dolar AS dan dolar Singapura hanya menguat 0,01 persen. Di kawasan Asia, hanya yen Jepang saja yang melemah terhadap dolar AS dengan nilai 0,11 persen.
Mata uang negara maju juga terlihat menguat terhadap dolar AS. Euro dan poundsterling Inggris sama-sama menguat 0,04 persen sementara dolar Australia menguat 0,03 persen.
Analis Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar mengatakan perhatian pelaku pasar global kini tengah tertuju pada keputusan komite pasar terbuka federal (FOMC) bank sentral AS The Fed pada 18 hingga 19 Juni 2019.
Penentuan suku bunga acuan kali ini dianggap spesial lantaran spekulasi atas penurunan suku bunga acuan Fed Rate kian terbuka lebar, setelah data-data ekonomi AS sebelumnya tidak menunjukkan perbaikan.
Maka itu, pelaku pasar global juga menunggu kepastian (wait and see) untuk masuk ke dolar AS.
"Mereka juga menanti narasi ekonomi apa yang akan dibacakan Gubernur The Fed Jerome Powell pada Kamis dini hari nanti," kata Deddy kepada CNNIndonesia.com, Rabu (19/6).
Lebih lanjut, menurut dia, pergerakan rupiah di pekan ini juga terpengaruh dengan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Kamis mendatang. Kemudian, meski rupiah menguat pada pagi ini, sejatinya rupiah masih dalam area konsolidasi setelah pelemahan yang terjadi sepanjang pekan lalu.
"Jadi sepanjang pekan ini hanya kebijakan suku bunga yang pengaruh ke rupiah dan masih belum ada data fundamental domestik yang mempengaruhi. Untuk hari ini, rupiah bisa ada di kisaran Rp14.220 hingga Rp14.380 per dolar AS," jelas dia. (glh/lav)
from CNN Indonesia http://bit.ly/2WPu73C
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sentimen The Fed, Rupiah Masuki Zona Rp14.200 per Dolar AS"
Post a Comment