
Dari pandangan itu, ECB mengubah proyeksi angka pertumbuhan ekonomi kawasan Eropa pada tahun ini dari 1,1 persen menjadi 1,2 persen. Namun, pertumbuhan ekonomi Eropa pada 2020 diperkirakan bakal melambat dari 1,6 persen menjadi 1,4 persen. Begitu pula pada 2021, dari 1,5 persen menjadi 1,4 persen.
Presiden ECB Mario Draghi mengungkapkan peluang perbaikan pertumbuhan ekonomi Eropa terlihat dari ketahanan sektor jasa dan konstruksi kawasan tersebut. Selain itu, pasar tenaga kerja diklaim kian membaik.
Menurutnya, hal itu terjadi karena ada dukungan dari sektor jasa keuangan dan kebijakan fiskal. "Meskipun (pertumbuhan ekonomi Eropa) agak lebih lambat dala aktivitas global," ungkapnya, dikutip dari Reuters, Jumat (7/6).Kendati ada peluang peningkatan pertumbuhan pada tahun ini, namun Draghi tak mengelak bahwa risiko dari ekonomi global masih membayangi perekonomian Eropa. Bahkan, menurutnya, risiko tersebut bisa lebih besar pada dua tahun ke depan.
"Hal ini karena ketidakpastian yang berkepanjangan, terkait dengan faktor geopolitik, meningkatnya ancaman proteksionisme, dan kerentanan di pasar negara berkembang," jelasnya.
Sementara tingkat inflasi diperkirakan membengkak dari proyeksi semula sebesar 1,2 persen menjadi 1,3 persen pada akhir tahun ini. Namun, ECB memperkirakan tingkat inflasi akan menurun pada 2020, yakni dari 1,5 persen menjadi 1,4 persen dan meningkat lagi menjadi 1,6 persen pada 2021.Menurut Draghi, proyeksi inflasi tahun ini meningkat karena ada kenaikan tekanan biaya tenaga kerja dan pengetatan pasar tenaga kerja.
"Maka, inflasi diperkirakan akan meningkat didukung oleh langkah kebijakan moneter kami, ekspansi ekonomi yang sedang berlangsung, dan pertumbuhan upah yang lebih kuat," terangnya.
Lebih lanjut, untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi dan inflasi, ECB memandang negara-negara di kawasan Eropa harus melakukan reformasi struktural secara substansial.Tujuannya, untuk meningkatkan ketahanan, mengurangi pengangguran struktural, dan meningkatkan produktivitas di kawasan tersebu, serta meningkatkan potensi pertumbuhan.
ECB turut memberi beberapa rekomendasi bagi negara-negara kawasan Benua Biru.
Pertama, pemerintah dari masing-masing negara bisa melakukan pengeluaran fiskal yang ekspansif untuk memberi dukungan terhadap ekonomi.
Kedua, negara-negara dengan jumlah utang tinggi perlu segera membangun penyangga fiskal. Ketiga, meningkatkan fungsi kebijakan moneter masing-masing negara.Di sisi lain, ECB memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan di posisi nol persen pada Juni 2019. Bahkan, ECB berharap suku bunga akan tetap di posisi tersebut sampai semester I 2020.
Keputusan ini diambil lantaran bank sentral ingin memastikan konvergensi inflasi yang mendekati 2 persen dalam jangka menengah. (uli/eks)
from CNN Indonesia http://bit.ly/2QZepga
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bank Sentral Eropa Optimistis Ekonomi Tumbuh Positif"
Post a Comment