Sektor itu juga mendapatkan prioritas dari pemerintah dalam mengembangkan peta jalan Making Indonesia 4.0. "Indonesia harus beralih dari ekspor komoditas ke manufaktur, lihat sektor mana yang besar, sekarang kuatkan tekstil, otomotif, elektronik," tutur Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Kamis (9/5).
Saat ini, ia mengakui ekspor masih jadi pendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Namun, kinerjanya justru melempem. Akibatnya, neraca perdagangan beberapa waktu terakhir tercatat defisit.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia defisit sepanjang tahun ini hingga US$8,57 miliar. Capaian itu berbanding terbalik dengan 2017 lalu yang masih surplus sebesar US$11,84 miliar.
Selain ekspor, pemerintah juga menargetkan pertumbuhan investasi rata-rata 7 persen agar mimpi pertumbuhan ekonomi 6 persen bisa tercapai. Sebelumnya, Jokowi mengaku jengkel karena proses investasi di Indonesia yang masih rumit.
"Ada 259 izin investor terengah-engah, sudah diturunkan dari 259 jadi 58, tapi itu masih cukup kebanyakan. Maksimal lima cukup," terang Jokowi.
Dalam hal ini, Bappenas merancang tiga skenario target pertumbuhan ekonomi dalam RPJMN 2020-2024. Bila dirinci, target pertumbuhan ekonomi 5,4 persen per tahun, 5,7 persen per tahun, dan 6 persen per tahun.
"6 persen skenario tinggi. Tapi ini masih teknokratik, nantinya ada penetapan target pasti," pungkas Bambang.
(aud/bir)
from CNN Indonesia http://bit.ly/2JsIKBL
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pemerintah Prioritaskan Ekspor Demi Genjot Ekonomi 6 Persen"
Post a Comment