
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher mengungkapkan SKK Migas akan mengikuti dan menjalankan hasil pembahasan legislasi antara DPR dan pemerintah.
"SKK Migas akan terus melakukan upaya terbaik dalam menjalankan peran dan fungsi yang selama ini menjadi tugasnya, agar sektor hulu migas terus memberikan kontribusi yang optimal bagi negara. Seperti kita ketahui, saat ini industri hulu migas menghasilkan penerimaan (gross revenue) sekitar us$90 juta per hari," ujar Wisnu kepada CNNIndonesia.com melalui pesan singkat, Kamis (14/2).
SKK Migas, sambung Wisnu, yakin dengan Omnibus Law Cipta Kerja, kepastian hukum pengusahaan hulu migas semakin jelas. Selain itu, beleid tersebut juga akan membuat iklim investasi semakin kondusif sehingga nilai investasi hulu migas dapat terus meningkat.
Sebagai informasi, dalam Pasal 41 angka 3 draf RUU Ciptaker yang didapat CNNIndonesia.com, pemerintah mengubah ketentuan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang migas dengan menyisipkan pasal 4A. Isinya wewenang pelaksana kegiatan usaha hulu migas akan dilakukan oleh BUMN Khusus.
"Pemerintah pusat sebagai pemegang kuasa pertambangan dapat membentuk atau menugaskan Badan Usaha Milik Negara Khusus sebagai pelaksana kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi," demikian tertulis Pasal 41 angka 3 draft RUU Ciptaker Pasal 4A (2), dikutip Jumat (14/2).
Lalu pada Pasal 41 angka 12 draf RUU Ciptaker, pemerintah juga menyisipkan pasal 64A pada UU Migas yang menegaskan setelah BUMN Khusus terbentuk, semua hak dan kewajiban serta akibat yang timbul terhadap SKK Migas dari kontrak kerja sama, beralih kepada BUMN Khusus. Termasuk kontrak lain yang berkaitan dengan kontrak kerja sama tersebut.
CNNIndonesia.com mencoba meminta penjelasan dari Sekretaris Menko Perekonomian Susiwijono atas kebenaran isi draf ruu tersebut. Namun demikian, ia belum memberikan respons.
(sfr/agt)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2V1wNJp
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "SKK Migas Respons Wacana 'Pembubaran' di Omnibus Law"
Post a Comment