
Pagi ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia melemah terhadap dolar AS. Terpantau, ringgit Malaysia melemah 0,12 persen, baht Thailand 0,09 persen, dan yuan China sebesar 0,07 persen.
Selanjutnya, dolar Singapura juga turut melemah 0,07 persen, dan won Korea 0,06 persen, diikuti lira Turki yang melemah tipis 0,02 persen. Sementara, penguatan hanya terjadi rupee India, dolar Hong Kong, dan yen Jepang yang sama-sama melemah tipis 0,01 persen terhadap dolar AS.
Kemudian di negara maju, mayoritas nilai tukar menguat terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris dan dolar Kanada sama-sama menguat dengan nilai masimg-masing sebesar 0,01 persen dan 0,02 persen. Pelemahan hanya terjadi pada euro yang melemah tipis dengan nilai 0,02 persen, sementara dolar Australia berada di posisi stagnan terhadap dolar AS. Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai pelemahan rupiah pagi ini disebabkan oleh sentimen bertambahnya kasus wabah Virus Corona di Provinsi Hubei, China.
"Adanya penambahan signifikan dalam laporan terbaru jumlah yang terinfeksi dan meninggal karena Virus Corona di Provinsi Hubei menyebabkan kekhawatiran di pasar keuangan," kata Ariston saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (14/2).
Menurut Ariston, kekhawatiran tersebut memicu pasar menghindari aset berisiko seperti rupiah sehingga membuat nilainya tertekan. Pasar pun kini masih mewaspadai perkembangan terbaru dari masalah tersebut.
"Harga aset berisiko mungkin saja bisa menguat lagi bila ada komentar-komentar yang meredakan kecemasan," ungkap Ariston.
Lebih lanjut, Ariston berpendapat rupiah akan bergerak di kisaran Rp13.650 hingga Rp13.730 per dolar AS pada hari ini.
[Gambas:Video CNN]
(ara/agt)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2vt5fBM
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pelarian Aset Lemahkan Rupiah ke Rp13.706 per Dolar AS"
Post a Comment