Moody's memberi surat utang RI pada peringkat Baa2 pun karena kekhawatiran tekanan ekonomi dunia dan ketidakpastian tersebut di atas.
Peringkat stabil menunjukkan kualitas surat utang Indonesia tidak mengalami perbaikan dari sebelumnya. Tidak pula mengalami kemerosotan.
Namun, Indonesia boleh dibilang beruntung karena prospek kelayakan kredit beberapa negara di wilayah Asia Pasifik justru negatif. Misalnya, Hong Kong dan Vietnam.
Hal ini dikarenakan pertumbuhan ekonomi global, termasuk Asia Pasifik diperkirakan lebih lambat pada tahun ini. Ditambah lagi belum berakhirnya konflik dagang AS dan China.
Wakil Presiden Moody's Martin Petch mengatakan terlepas dari kesepakatan dagang fase satu antara AS dan China, akses pasar masih sangat tidak pasti. Walhasil, perdagangan dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia itu masih menjadi sumber ketidakpastian.Rata-rata ekonomi negara-negara di Asia Pasifik diperkirakan tumbuh 4 persen pada periode 2019-2021 atau lebih lambat dari 2014-2018 yang sebesar 4,4 persen.
Khusus untuk Indonesia, sambung Petch, tekanan ekonomi global dan Asia Pasifik juga memberi tantangan baru, yakni terbatasnya ruang fiskal untuk menopang ekonomi. Di sisi lain, tantangan datang dari dari tingkat populasi yang tinggi dan terbatasnya lapangan kerja.
Hal ini yang dinilainya akan mempengaruhi minat investor untuk membeli surat utang RI, termasuk yang diterbitkan negara-negara Asia Pasifik lainnya. "Di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar Asia Pasifik," imbuh Petch.
Dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Asia Pasifik, peringkat kualitas surat utang Indonesia sama dengan Filipina dan Sri Lanka. Sementara, India ada di Baa2 negatif, China dan Pakistan B3 stabil, Vietnam negatif Ba3, Thailand positif Baa1.Diikuti Singapura stabil Aaa, Malaysia stabil A3, Korea Selatan stabil Aa2, dan Hong Kong negatif Aa2.
Moody's memperkirakan pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah akan mempengaruhi kualitas anggaran fiskal. Hanya Hong Kong, Korea Selatan, dan Singapura yang dirasa memiliki fleksibilitas fiskal yang lebih besar ketimbang negara-negara lain di Asia Pasifik.
"Investasi akan terbatas, kerentanan fiskal menguat, ada risiko likuiditas, dan tantangan demografi. Setelah investasi, bisnis akan menunda rencana ekspansi mereka di tengah kondisi ekonomi, politik, dan ketidakpastian kebijakan. Ini merusak pertumbuhan pendapatan, daya saing dan produktivitas dalam jangka panjang," tandasnya.
[Gambas:Video CNN]
(uli/bir)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2sR1Ls1
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Moody's Beri Peringkat Stabil untuk Surat Utang RI"
Post a Comment