Erick menyatakan skandal Jiwasraya telah mengikis kepercayaan investor untuk menanamkan dananya di Indonesia. Alhasil, investor melarikan dananya ke negara lain yang dirasa lebih aman.
"Bagaimana publik bisa percaya. Pertumbuhan ekonomi tinggi, tapi pengelolaan tata kelola perusahaan tidak ada. Kemarin bursa melemah karena orang tidak ada yang percaya," ungkap Erick, Kamis (9/1).
Mengutip RTI Infokom, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara tahunan atau year on year (yoy) tercatat hanya menguat tipis sebesar 1,57 persen. Sementara, sejak awal 2020 hingga perdagangan terakhir atau year to date (ytd) melemah 0,4 persen dan khusus hari ini naik 0,78 persen ke level 6.274. Jiwasraya saat ini sedang dilanda persoalan keuangan. Perusahaan menunda pembayaran klaim produk saving plan sebesar Rp802 miliar per Oktober 2018 lalu.
Berdasarkan catatan Jiwasraya, perusahaan membukukan ekuitas negatif sebesar Rp10,24 triliun dan defisit sebesar Rp15,83 triliun pada 2018. Sementara, pada 2017 ekuitas perusahaan surplus Rp5,6 triliun dan meraup laba Rp360,3 miliar.
Hanya saja, laporan keuangan Jiwasraya pada 2017 mendapatkan opini adverse atau dengan modifikasi dari Kantor Akuntan Publik (KAP) PricewaterhouseCoopers (PwC).
Manajemen Jiwasraya sebelumnya mengungkapkan bahwa penempatan investasi yang salah menjadi salah satu penyebab keuangan perusahaan memburuk. Maklum, perusahaan memiliki sejumlah portofolio di saham bervaluasi rendah (undervalue).
Sejauh ini, Erick menerangkan Kementerian BUMN akan membentuk holding asuransi untuk menyembuhkan keuangan Jiwasraya. Dari holding, Jiwasraya diproyeksi mendapatkan arus kas (cash flow) sekitar Rp1,5 triliun sampai Rp2 triliun. Dengan demikian, persoalan likuiditas yang mendera perusahaan bisa teratasi secara bertahap.Nantinya, tunggakan klaim Jiwasraya kepada nasabah atas produk saving plan akan dibayarkan secara bertahap dari dana segar tersebut. Ditambah, ada sejumlah aset dari portofolio saham yang akan dilepas.
"Pembentukan holding ada arus kas Rp1,5 triliun, kami bisa cicil ke depan. Juga nanti ada aset yang saham itu bisa dilepas," jelas Erick.
Dia menegaskan pemerintah, dalam hal ini Kementerian BUMN tak akan melarikan diri dari kasus Jiwasraya. Meskipun, persoalannya sudah terjadi sejak 2006 lalu.
"Apa yang terjadi dulu dan sekarang saya yakin pemerintah selalu mencarikan solusi, pasti di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), tentu kebetulan kami yang sedang coba bekerja sama memberikan solusi," katanya.Sebelumnya, Ketua BPK Agung Firman Sampurna mengungkapkan laba keuangan Jiwasraya sejak 2006 semu. Sebab, raupan laba itu diperoleh karena rekayasa laporan keuangan (window dressing).
Sementara, Kejaksaan Agung (Kejagung) menemukan indikasi tindakan korupsi di tubuh Jiwasraya. Sejauh ini kerugian negara diperkirakan sebesar Rp13,7 triliun, tetapi jumlahnya diproyeksi bertambah seiring masih berjalannya proses pemeriksaan.
[Gambas:Video CNN] (aud/age)
from CNN Indonesia https://ift.tt/39REk2p
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Erick Thohir Tuding Skandal Jiwasraya Bikin Bursa Saham Lesu"
Post a Comment