"Internal kami akan review dan manajemen sebelumnya di bawah Pak Fuad, sudah lakukan beberapa rekomendasi untuk segera dieksekusi," kata Irfan di Kantor Pusat Garuda, Jakarta, Kamis (23/1).
Irfan menyatakan bagian dari rekomendasi tersebut adalah dengan memasukkan anak usaha yang tidak produktif menjadi bagian dari perusahaan induk.
Menurut Irfan, hal tersebut dilakukan untuk mengurangi jumlah cucu-cucu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sesuai inisiatif dari Menteri BUMN Erick Thohir. "Ini sebuah inisiatif general dari Pak Erick. Setiap BUMN diharapkan melakukan konsolidasi dari anak dan cucu, sambil terus beri kesempatan usaha lain ikut partisipasi," paparnya.
Untuk itu, perseroan akan berpartisipasi aktif terhadap inisiatif tersebut. Rencananya, perseroan akan melakukan konsolidasi hotel di bawah naungan PINA.
"(Kami) sudah dalam tahap diskusi untuk lakukan itu," ujarnya.
Kendati demikian, Irfan mengaku belum dapat berpendapat lebih jauh terkait pengaruh hal tersebut kepada sisi pendapatan ataupun pengeluaran Garuda secara umum.
Ia pun menyatakan akan terus melakukan diskusi internal untuk menemukan solusi tersebut."Kami masih belum kaji banyak. Perlu diskusi para pihak. Tapi solusinya, bukan ciptakan anak usaha baru. Itu clear. Itu kami tidak harapkan terjadi," pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir baru saja mengeluarkan instruksi moratorium pembentukan anak usaha dan perusahaan patungan bagi para perusahaan pelat merah. Hal ini dilakukan lantaran Erick ingin mengevaluasi seluruh anak, cucu, hingga cicit usaha dari para BUMN.
Sebab, ia menilai ada begitu banyak anak, cucu, dan cicit usaha yang sejatinya tidak cukup sehat kinerjanya dan tidak sesuai dengan lini bisnis induk BUMN. Erick turut mewacanakan perampingan unit usaha di bawah induk BUMN misalnya melalui peleburan hingga penutupan.
(ara/sfr)
from CNN Indonesia https://ift.tt/36mjt4b
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dirut Garuda Kaji 'Tutup' Anak Usaha Tak Produktif"
Post a Comment