Search

BPK Tak Ingin Kasus Jiwasraya Jadi Skandal Century Jilid II

Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tak ingin persoalan PT Asuransi Jiwasraya membesar layaknya kasus Bank Century. Sebab, ambruknya keuangan Jiwasraya dinilai akan berdampak sistemik.

"Dia (Jiwasraya) kan besar sekali. Jangan diukur hanya berdasarkan nilai aset. Kalau dilihat sekarang itu yang muncul nilai buku," ujar Ketua BPK Agung Firman Sampurna dalam konferensi pers di kantornya, Rabu (8/1).

Agung mengingatkan kasus penyelewengan aliran dana Bank Century pada 2008 lalu awalnya terungkap Rp678 miliar tetapi akhirnya berkembang hingga diduga merugikan negara Rp6,7 triliun.


"Kami ingin cegah jangan sampai masalah menjadi besar. Kami ingin memberikan keyakinan agar yang datang ke Indonesia untuk berinvestasi dapat perlindungan dan kepastian hukum," jelasnya. Agung mengungkapkan saat ini pihaknya masih melakukan pemeriksaan investigasi terhadap Jiwasraya. Pada 30 Desember 2019 lalu, Kejaksaan Agung telah meminta BPK menghitung kerugian negara.

"Tujuan pemeriksaan investigasi untuk melihat dugaan fraud dan indikasi kerugian negara," ujarnya.

Ruang lingkup keseluruhan kegiatan perusahaan, mencakup investasi dan operasional lain.

"BPK juga memeriksa OJK, BUMN, dan akuntan publik," ujarnya.

[Gambas:Video CNN]

Sejauh ini, BPK menemukan sejumlah penyimpangan. Salah satunya, perseroan menempatkan investasi di saham berkinerja rendah serta memilih manajemen investasi yang tidak memadai kualitasnya.

"Jual beli saham dilakukan dengan pihak terafiliasi sehingga tidak mencerminkan nilai saham sebenarnya," ujarnya.

Sebelumnya, Agung menyebut persoalan Jiwasraya sudah terjadi sejak lama. Perusahaan diduga meraup laba semu sejak 2006 lantara melakukan tindakan rekayasa akuntansi untuk mempercantik laporan keuangan (window dressing).

(aud/sfr)

Let's block ads! (Why?)



from CNN Indonesia https://ift.tt/35rOgw0
via IFTTT

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "BPK Tak Ingin Kasus Jiwasraya Jadi Skandal Century Jilid II"

Post a Comment

Powered by Blogger.