BI melalui pernyataan yang mereka sampaikan melalui website resmi menyatakan kenaikan pertumbuhan uang beredar tersebut ditopang oleh peningkatan komponen uang beredar dalam arti sempit (M1). Menurut catatan mereka, jumlah uang beredar dalam arti sempit meningkat dari 6,6 persen pada Oktober lalu menjadi 10,5 persen.
Peningkatan bersumber dari kenaikan uang kartal dan giro rupiah. Selain itu, peningkatan juga didorong oleh kenaikan pertumbuhan aktiva luar negeri bersih, ekspansi operasi keuangan pemerintah serta percepatan penyaluran kredit.Untuk aktiva luar negeri, BI mencatat pertumbuhan naik dari 2 persen secara year on year pada Oktober lalu menjadi 4,6 persen. Untuk operasi keuangan pemerintah, BI mencatat ada ekspansi sebesar 2 persen dibanding bulan sebelumnya yang mengalami kontraksi 10 persen. Ekspansi terjadi sejalan dengan peningkatan tagihan sistem moneter kepada pemerintah pusat yang diikuti oleh perlambatan kewajiban terhadap pemerintah pusat. Sementara itu berkaitan dengan penyaluran kredit, BI mencatat tumbuh 7 persen pada November kemarin.
Pertumbuhan tersebut lebih tinggi jika dibandingkan Oktober lalu yang hanya 6,6 persen. Meskipun demikian, BI mencatat komponen uang kuasi dan surat berharga selain saham tumbuh melambat pada November kemarin.
[Gambas:Video CNN] (agt)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2F8E14U
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Uang Beredar Tembus Rp6.072 Triliun Per November 2019"
Post a Comment