
"November tahun lalu impornya turun, tapi tahun ini naik. Kami paham ada banyak kebutuhan konsumsi untuk Desember karena ada libur sekolah dan nataru," imbuh Suhariyanto, Kepala BPS, Senin (16/12).
Data BPS menyatakan tiga negara impor terbesar pada November 2019, yakni China, Jepang, dan Thailand. Impor buah-buahan dari China pada bulan lalu tercatat sebesar US$134,42 juta.
Realisasi itu naik dibandingkan dengan Oktober 2019 yang hanya US$90,34 juta. Angkanya juga naik ketimbang November 2018 sebesar US$64,17 juta.
"Beberapa jenis konsumsi yang naik pada November 2019, antara lain buah-buahan, apel, jeruk dari China. Itu yang mengakibatkan barang konsumsi naik," tutur dia.Kemudian, impor mesin dan peralatan mekanis dari China mencapai US$1 miliar, mesin dan perlengkapan elektronik sebesar US$908 juta, serta besi dan baja sebesar US$188,47 juta.
Sementara itu, barang impor dari Jepang banyak masuk berupa mesin dan peralatan mekanis dengan nilai US$319,7 juta, kendaraan dan bagiannya US$188,19 juta, serta besi dan baja sebesar US$159,82 juta.
Kemudian, impor mesin dan peralatan mekanis pada November 2019 sebesar US$137,95 juta, kendaraan dan bagiannya sebesar US$136,75 juta, serta gula dan kembang gula sebesar US$50,18 juta.
Jika diakumulasi, total impor dari China tercatat sebesar US$4,19 miliar, Jepang sebesar US$1,23 miliar, dan Thailand sebesar US$760,05 miliar.Sebagai informasi, total impor per November 2019 naik 3,94 persen menjadi US$15,34 miliar dari Oktober 2019 sebesar US$14,76 miliar. Di sisi lain, ekspor November 2019 turun 6,17 persen menjadi US$14,01 miliar dari bulan sebelumnya US$14,93 miliar.
Alhasil, neraca perdagangan RI defisit US$1,33 miliar pada November 2019. Posisi ini berbanding terbalik dari September 2019 yang surplus sebesar US$161 juta.
[Gambas:Video CNN]
(aud/bir)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2LZQnA7
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "BPS Sebut Impor Naik Karena Banjir Apel dan Jeruk dari China"
Post a Comment