"Jangan terlalu banyak bicara impor lagi. Kapan bicara ekspor?" ujar Syahrul usai melepas ekspor produk PT Charoen Pokhpan Indonesia Tbk. (CPI) di Jakarta, Minggu (24/11).
Syahrul menuturkan impor bukan sesuatu yang haram. Akan tetapi, impor boleh dilakukan jika seluruh upaya yang dilakukan di dalam negeri sudah dilakukan.
Lebih lanjut, Syahrul meyakini Indonesia bisa melakukan ekspor. Contohnya, dia berkata PT CPI mampu mengekspor 200 kontainer sejumlah produknya ke luar negeri, misalnya ke Jepang, Timor Leste, hingga Papua Nugini. Khusus bulan November 2019, PT CPI mengekspor satu kontainer produk olahan ayam ke Jepang dengan nilai ekspor Rp239 juta. Selain itu, PT CPI mengeskpor lima kontainer griller dan sepuluh kontainer pakan ke Timor Leste dengan nilai produk sebesar Rp2,2 miliar.
"Saya mau lihat yang lain juga seperti itu," ujarnya.
Syahrul berkata Indonesia beruntung punya iklim dan letak geografis yang baik untuk pertanian. "Kita hebat, kita luar biasa. Kita bukan kecil," ujar Syahrul.
Terkait hal itu, Syahrul meminta semua pihak terlibat dalam upaya mendorong ekspor ke luar negeri dan mengantisipasi peluang. Dia berkata ekspor bukan semata tanggungjawab pemerintah.Lebih dari itu, pihaknya tidak akan menghambat perusahaan yang hendak melakukan ekspor. Sebagai bekas kepala daerah, Syahru mengetahui bahwa kelancaran birokrasi merupakan hal yang penting agar ekspor terealisasi.
Presiden Komisaris PT CPI Hadi Gunawan menuturkan PT CPI sudah mengekspor 200 kontainer sejumlah produk ke tiga negara sejak bulan Maret 2017. Pada tahun 2020, dia berkata PT CPI menargetkan mengekspor 431 kontainer ke tiga negara tujuan yang sudah ada.
"Selain itu, PT CPI akan terus memperluas pasar ekspornya ke beberapa negara lainnya, seperti Singapura, Arab Saudi, dan Timur Tengah," ujar Hadi di Kantor PT CPI, Jakarta.
[Gambas:Video CNN]
Hadi berharap target perusahaannya dapat mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai salah satu eksportir produk unggas.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2019 mengalami surplus US$161,3 juta. Angka ini naik dari bulan sebelumnya yang mengalami defisit US$ 163,9 juta.
Namun, angka pada Oktober itu bukan karena pertumbuhan ekspor. Itu lebih disebabkan oleh impor yang turun tajam, yakni 16,49 persen jika dibandingkan dengan Oktober 2018 (year on year/yoy). Nilai ekspornya sendiri mengalami penurunan 6,13 persen (yoy).
(jps/age)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2qxwLft
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Mentan Minta Perusahaan Tak Terlalu Banyak Bicara Impor"
Post a Comment