PR pertama, kata Nicke, terkait ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di dalam negeri yang masih dipenuhi impor. "Sejujurnya, kami masih harus sebagian impor karena belum mampu mencukupi kebutuhan sendiri," ujarnya, Selasa (26/11).
PR kedua, yaitu akses. Memang, berbagai infrastruktur sudah dibangun pemerintah dan perusahaan minyak nasional, namun kebutuhan energi bagi 70 ribu desa di Indonesia masih belum sepenuhnya terjangkau dari sisi akses.
"Ini masih jadi tantangan karena punya 70 ribu desa. Tapi, ketersediaan energi belum sepenuhnya terpenuhi dan rasio elektrifikasi yang belum 100 persen," imbuh Nicke.
PR ketiga, keterjangkauan harga. Nicke menuturkan kebijakan BBM Satu Harga sedang diterapkan. Tetapi, itu pun belum menyeluruh ke wilayah-wilayah di Indonesia.PR Keempat, lanjut Nicke, penerimaan sumber energi. Hal ini berkaitan dengan pemenuhan target bauran energi sebesar 23 persen dari energi terbarukan.
Pemerintah sendiri sudah melangsungkan kebijakan pencampuran minyak nabati pada BBM alias biodiesel. Namun, itu pun belum cukup. Begitu pula dengan penggunaan energi dan panas bumi lainnya.
"Artinya, kita harus mencari sumber energi terbarukan. Kita lihat CPO terdapat banyak di Sumatera, maka perlu bangun bio refinery di sana. Lalu, batu bara di Sumatera Selatan, maka bangun coal grasifikasi di sana," tandas Nicke.
[Gambas:Video CNN]
(uli/bir)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2Oi9nvj
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Di depan Ahok, Dirut Nicke Widyawati Pidato soal PR Pertamina"
Post a Comment