
Pertumbuhan ekspor tersebut menjadi yang tercepat sejak Maret lalu. Pertumbuhan ekspor tersebut juga lebih tinggi dibandingkan perkiraan para analis yang hanya mengharapkan kenaikan 2 persen.
Meski demikian, data bea cukai Negeri Tirai Bambu menunjukkan impor mereka tetap lemah. Pada Juli kemarin, impor mereka turun 5,6 persen dibanding periode sama tahun lalu. Pelemahan tersebut menjadi sinyal permintaan domestik China masih rendah.
Data bea cukai tersebut membuat surplus dagang China mencapai US$ 45,06 miliar Juli lalu.
Surplus tersebut menurun dibandingkan Juni yang masih mencapai US$ 50,98 miliar. Perang dagang saat ini masih berkecamuk antara AS dengan China.Perang bahkan sekarang kian meruncing. Pasalnya, Presiden AS menyatakan akan kembali melancarkan serangan dagang pada China pada 1 September mendatang dengan memberlakukan tarif 10 persen atas impor barang asal Negeri Tirai Bambu bernilai US$300 miliar.Gayung bersambut, rencana serangan tersebut langsung dibalas dengan China dengan menyatakan bahwa mereka tak akan membeli produk pertanian AS. Bukan hanya itu saja, untuk melawan serangan dagang dagang dari AS, China juga membiarkan yuan mata uangnya terdepresiasi melewati level 7 yuan per dolar.
Depresiasi tersebut merupakan yang pertama dilakukan China dalam lebih dari satu dekade ini.
(hns/agt)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2OKtHYE
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tertekan Perang Dagang, Ekspor China masih Tumbuh 3,3 Persen"
Post a Comment