
Kerja sama ini dituangkan dalam bentuk penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antar kedua belah pihak pada Kamis (11/7).
Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar mengatakan kerja sama studi ini akan dilakukan selama satu tahun sejak dokumen kerja sama diteken. Studi ini difokuskan untuk 13 stasiun MRT yang saat ini sudah beroperasi, yakni dari Lebak Bulus sampai Bundaran HI.
"Kami lihat akses di stasiun belum terlalu ramah. Misalnya, stasiun di Sudirman dan Thamrin ada trotoar. Tetapi, setelah itu di Blok M agak sulit ditemukan. Makanya, studi ini kami lakukan," ucap William.
Begitu juga dengan akses pesepeda. Akses di sekitar stasiun MRT saat ini diakui belum memudahkan bagi mereka yang menggunakan sepeda untuk bepergian.
Nantinya, MRT Jakarta dan ITDP Indonesia juga akan membuat beberapa tanda menuju stasiun MRT demi memudahkan masyarakat yang ingin menggunakan transportasi tersebut.
Selain itu, William menyebut pihaknya juga melibatkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam membangun trotoar bagi pejalan kaki dan pesepeda.
[Gambas:Video CNN]
"Kami siapkan studinya, nanti diarahkan ke instansi yang berwenang. Semoga kawasan MRT menjadi lebih ramah," terang dia.
Dalam kesempatan yang sama, Country Director ITDP Indonesia Yoga Adiwinarto menambahkan kolaborasi studi dengan MRT Jakarta diharapkan bisa diimplementasikan dalam bentuk aksi nyata dalam waktu satu sampai dua tahun. Nantinya, studi tersebut juga memasukkan desain integrasi dengan moda transportasi lain.
"Jadi, mungkin kalau bisa seluruh moda kendaraan atau alat yang digunakan bertransportasi itu bisa ada sambungannya, baik bagi pejalan kaki dan juga yang lain," pungkasnya.
(aud/bir)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2JsZEjw
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "MRT Studi Beri Akses Pejalan Kaki dan Pesepeda di Stasiun"
Post a Comment