
Kepala Negara menjelaskan kondisi ekonomi dan pasar global memang sedang tidak baik. Hal itu membuat kinerja perdagangan bagi sejumlah negara melambat, termasuk Indonesia. Khususnya bagi produk-produk yang diproduksi secara massal oleh industri arus utama (mainstream).
Meski begitu, ia mengatakan peluang bagi Indonesia untuk merebut keuntungan ekspor di tengah perlambatan ekonomi global sejatinya masih ada. Asalkan Indonesia masuk ke pasar internasional melalui produk-produk ekonomi kreatif, seperti yang dilahirkan oleh UMKM.
"Sebetulnya pasar-pasar tertentu itu masih banyak peluang tapi jangan masuk ke pasar yang bergerak massal, yang mass product dengan negara-negara yang sudah memproduksi secara massal. Yang benar ya seperti produk dengan keterampilan tangan ini, kekuatan kita (Indonesia) di situ," ungkap Jokowi usai membuka pameran Karya Kreatif Indonesia (KKI) di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (12/7).
Untuk itu, ia ingin agar setiap pihak mampu meningkatkan daya saing dari produk-produk UMKM Indonesia. Misalnya, dengan mendukung pengembangan kemasan dan merek, akses pembiayaan, pemasaran, hingga akses ke pasar global itu sendiri, baik secara konvensional maupun digital.
"Kalau UMKM kita masukkannya ke produk massal, kalah kita dengan barang-barang dari negara lain," ujarnya.
Ia mengatakan salah satu hal yang coba diupayakan pemerintah untuk membantu para UMKM adalah dengan membangun jaringan internet agar pemasaran digital berkembang.
Sebelumnya, pemerintah juga sudah memberikan keringanan pajak bagi UMKM dengan tarif hanya sebesar 0,5 persen secara final.
"Paling tidak di seluruh Tanah Air ini sudah dihubungkan semuanya. Memang belum secepat yang kita inginkan, tapi paling tidak seluruh Tanah Air sudah tersambungkan semuanya," katanya.
UMKM Binaan BI Sumbang Ekspor Rp1,4 Triliun
Gubernur BI Perry Warjiyo mengklaim para UMKM binaan bank sentral nasional sudah menyumbang ekspor ke ekonomi Tanah Air dengan nilai mencapai Rp1,4 triliun sepanjang tahun lalu. Nilai ekspor tersebut diberikan oleh 91 dari 898 UMKM yang dibina oleh 46 kantor cabang BI di seluruh Indonesia.
Perry mengatakan sumbangan ekspor sudah bisa diberikan para UMKM binaan karena telah mendapat sokongan akses perbankan di Tanah Air. Setidaknya, ada 183 UMKM yang mendapat layanan pembiayaan alias kredit dari bank negara, swasta, hingga Bank Pembangunan Daerah (BPD).
Tak hanya menyumbang ekspor, Perry mengklaim bahwa para UMKM binaan juga sudah memberi kontribusi bagi ekonomi digital dengan perdagangan secara elektronik (e-commerce). Data BI mencatat kontribusi ekonomi digital dari UMKM mencapai Rp32 miliar dari 355 UMKM.
"Jadi UMKM kita (binaan BI) sudah go ekspor, go digital," ucapnya pada kesempatan yang sama.
Pada pameran KKI, BI menampilkan 388 dari 898 UMKM binaannya. UMKM itu terdiri dari 120 usaha di bidang kain dan pakaian, 88 usaha kerajinan, dan 180 usaha makanan siap jadi, seperti kopi dan keripik.
Lebih lanjut, KKI tak hanya menjadi pameran bagi UMKM, namun juga momentum kerja sama antara UMKM dengan perbankan dan distributor ekspor di sejumlah negara. "Akan ada 28 UMKM yang melakukan business matching dengan bank dan 33 UMKM dengan eksportir dari dalam maupun luar negeri melalui e-commerce dan lainnya," tuturnya.
Di sisi lain, pameran ini turut menjadi uji coba implementasi sistem QR Code versi BI. "Tahun ini tidak hanya kartu debit dan kredit, tapi juga pembayaran digital lainnya, termasuk QR version," tandasnya.
[Gambas:Video CNN] (uli/lav)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2Jt7Lwu
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ekonomi Lesu, Jokowi Sodorkan Produk Kreatif ke Pasar Global"
Post a Comment