
Angka inflasi Mei tersebut naik dibandingkan inflasi bulan sebelumnya, yaitu 2,5 persen, dan tercatat yang tertinggi sejak Februari 2018 lalu.
"Kenaikan inflasi didorong oleh lonjakan harga daging babi dan buah-buahan. Harga daging babi naik karena epidemi demam babi Afrika," terang NBS, seperti dilansir AFP, Rabu (12/6).
Disebutkan harga daging babi melonjak 18,2 persen pada Mei 2019. Sementara, harga buah-buahan meningkat 26.7 persen yang disebabkan cuaca buruk, sehingga terjadi gangguan pasokan.
Kendati sebagian harga-harga makanan naik, NBS mengungkapkan permintaan masih tetap lemah. Pelemahan permintaan sebagai dampak dari perang dagang China - AS, yang menimbulkan ketidakpastian ekonomi.
"Perlambatan pertumbuhan ekonomi China dapat berlanjut, seiring meningkatnya tensi ketegangan perdagangan AS - China. Kami berharap China melakukan langkah-langkah pelonggaran demi meningkatkan kepercayaan diri konsumen dan menstabilkan ekonomi," tulis Nomura International.
Presiden AS Donald Trump diperkirakan bertemu Presiden China Xi Jinping di KTT G20 di Jepang pada bulan ini. Pertemuan keduanya akan membahas pertikaian perdagangan yang telah berlangsung cukup lama.
Namun demikian, Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross memperingatkan China bahwa pertemuan dan kesepakatan kedua pihak nantinya tidak akan menjadi 'perjanjian definitif.'
[Gambas:Video CNN]
(AFP/bir)
from CNN Indonesia http://bit.ly/2R8mGhG
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Harga Daging Babi Naik, Inflasi China Sentuh Level Tertinggi"
Post a Comment