
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan lembaganya sudah meminta keterangan dari seluruh pihak yang terkait, seperti manajemen Garuda Indonesia, Kantor Akuntan Publik (KAP), Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), dan Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).
"Proses sudah berjalan, hal-hal pemeriksaan yang kami lakukan sudah selesai," tutur Nyoman, Senin (24/6).
Namun, ia tak menyebut pasti apakah Garuda Indonesia perlu menyajikan laporan keuangan kembali (restatement) atau tidak setelah laporan sebelumnya dianggap kurang komprehensif karena menyatakan piutang sebagai sebagai pendapatan.
"(Dipublikasikan ke publik) segera setelah koordinasi dengan OJK," jelas dia.
Sementara, IAPI sudah menentukan sikapnya bahwa Garuda Indonesia perlu melakukan restatement untuk laporan keuangan tahun buku 2018. Pasalnya, buku itu akan dinilai kurang menyajikan informasi yang komprehensif.
"Kalau kami dari IAPI sangat berharap laporan keuangan itu dibetulkan, bukan hanya sekadar penurunan opini. Kalau opini sudah diturunkan tapi laporan keuangan tetap seperti itu akan kasihan bagi pengguna laporan keuangan, karena mendapatkan informasi yang kurang optimal," papar Ketua Umum IAPI Tarkosunaryo.
Seperti diketahui, masalah laporan keuangan Garuda Indonesia mencuat ke publik setelah dua pemegang saham perusahaan bernama Chairal Tanjung dan Dony Oskaria enggan menandatangani laporan keuangan 2018.
Hal ini lantaran mereka tak setuju dengan keputusan manajemen menjadikan piutang dari transaksi kerja sama dengan PT Mahata Aero Teknologi (Mahata) menjadi pendapatan perusahaan.
Dari kerja sama itu, Garuda Indonesia seharusnya meraup pendapatan sebesar US$239,94 juta. Namun, hingga akhir 2018 Mahata belum juga membayarnya ke perusahaan.
Keputusan manajemen membuat Garuda Indonesia membukukan laba bersih sebesar US$809,84 ribu pada 2018. Realisasi itu berbanding terbalik dengan kondisi 2017 yang masih rugi sebesar US$216,58 juta.
Nyoman menjelaskan BEI mengecek detail seluruh dokumen Garuda Indonesia untuk mendapatkan informasi yang komprehensif.
[Gambas:Video CNN]
Beberapa data yang dimaksud, misalnya surat kontrak antara Garuda dengan Mahata, aset perusahaan, hingga standar akuntansi yang digunakan oleh kantor akuntan publik untuk mengecek keuangan maskapai penerbangan tersebut.
"Kami juga melihat dari substansi bagaimana kami melihat perjanjian ini sebagai sebuah perjanjian yang benar," tandas Nyoman.
(aud/bir)
from CNN Indonesia http://bit.ly/2LfEZAO
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "BEI Tunggu OJK Sikapi Lapkeu Polesan Garuda Indonesia"
Post a Comment