
Namun, jika dibandingkan April 2018, jumlah utang pemerintah melesat Rp347,84 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan jumlah utang pemerintah menurun karena pihaknya sengaja membatasi penggunaan instrumen pembiayaan dari utang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam sebulan terakhir. Hal ini dilakukan sebagai respons atas kondisi sektor keuangan global yang berdampak pada fluktuasi nilai tukar rupiah.
"Pemerintah semakin membatasi (utang) untuk menghindari fluktuasi mata uang yang nantinya akan membebani anggaran serta semakin berdayanya dukungan domestik dalam pembangunan dan pembiayaan defisit," ungkapnya dalam laporan APBN KiTa, Kamis (16/5).
Berdasarkan realisasi penggunaan APBN per April 2019, pembatasan penggunaan utang terlihat jelas pada pos pembiayaan utang yang turun 24,8 persen menjadi Rp145 triliun. Hal ini berbanding terbalik dengan penggunaan utang pada periode yang sama tahun lalu, di mana jumlah pembiayaan utang mencapai Rp192,8 triliun.
Lebih rinci, penggunaan utang berupa Surat Berharga Negara (SBN) turun 17,6 persen menjadi Rp160,5 triliun. Namun, penggunaan utang dari pos pinjaman luar negeri justru meroket 703,8 persen menjadi Rp15,5 triliun.
"Pinjaman luar negeri tetap dilakukan pemerintah mengingat ada transfer of knowledge dari donor, serta lembaga tersebut mendukung pembangunan infrastruktur dan pengembangan Sumber Daya Manusia di Indonesia," jelasnya.
Selain membatasi penggunaan utang pada bulan lalu, jumlah utang berhasil turun karena pemerintah meningkatkan realisasi pengeluaran untuk pembayaran bunga utang. Tercatat, pembayaran bunga utang mencapai Rp82,6 triliun pada April 2019. Jumlah tersebut meningkat 4,2 persen dari April 2018 sebesar Rp79,3 triliun.
Di sisi lain, jumlah utang pemerintah pada April 2019 terbagi atas SBN mencapai Rp3.747,74 triliun atau sekitar 82,76 persen dari total utang. Sisanya, sekitar 17,24 persen berupa pinjaman senilai Rp780,71 triliun.
Utang SBN terbagi atas denominasi rupiah senilai Rp2.735,78 triliun yang berasal dari Surat Utang Negara (SUN) Rp2.260,5 triliun dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Rp475,28 triliun. Sementara utang berdenominasi valuta asing sebesar Rp1.011,96 triliun yang terbagi atas SUN Rp795,89 triliun dan SBSN Rp216,07 triliun.
Secara keseluruhan, penurunan penggunaan utang membuat rasio utang terhadap PDB hanya sekitar 29,65 persen. Porsi utang itu menurun bila dibandingkan Maret 2019 sebesar 30,12 persen dari PDB. "Kami berusaha menjaga utang tetap dalam rasio yang aman," tutupnya. (uli/agi)
from CNN Indonesia http://bit.ly/2wcH4EZ
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Utang Pemerintah April 2019 Turun Jadi Rp4.528 Triliun"
Post a Comment