
Sore hari ini, mata uang utama Asia melemah terhadap dolar AS. Peso Filipina melemah 0,21 persen, ringgit Malaysia melemah 0,21 persen, dolar Singapura melemah 0,26 persen, rupee India melemah 0,34 persen, dan won Korea Selatan melemah 0,7 persen.Di sisi lain, terdapat mata uang Asia yang menguat seperti baht Thailand sebesar 0,03 persen dan yen Jepang sebesar 0,13 persen. Sementara itu, dolar Hong Kong tidak bergerak terhadap dolar AS.
Sementara mata uang negara maju melemah terhadap dolar AS. Euro tercatat melemah 0,06 persen, poundsterling Inggris melemah 0,13 persen, dan dolar Australia melemah 0,15 persen terhadap dolar AS.Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan sentimen perang dagang melemahkan rupiah di perdagangan hari ini. Perkembangan terbaru, China berancang-ancang untuk mengurangi ekspor bahan tambang tanah jarang (rare earth) ke AS.Ini mengindikasikan bahwa tensi dagang antara AS dan China belum mereda. Ini seolah menegaskan pernyataan Presiden AS Donald Trump pada Senin (27/5) bahwa dirinya masih belum siap untuk melanjutkan pembicaraan dengan China. Lalu, indeks keyakinan konsumen di AS tercatat naik 134,1 pada Mei lalu, atau naik 4,9 poin dibanding bulan sebelumnya. Ini seolah membalik kondisi pekan lalu, di mana rilis data ekonomi AS memburuk, seperti penjualan rumah baru dan indeks manufaktur."Artinya, konsumen AS masih optimistis menatap masa depan. Konsumen masih berencana untuk meningkatkan belanja, yang bakal menjadi pondasi pertumbuhan konsumsi rumah tangga dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)," tutur Ibrahim, Rabu (29/5).
Ibrahim memperkirakan rupiah akan kembali melemah pada perdagangan Jumat (29/5). Ia memperkirakan akhir pekan nanti rupiah akan melemah di kisaran Rp14.385-Rp14.480 per dolar AS.
(glh/agt)
from CNN Indonesia http://bit.ly/2WcO3x0
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tertekan Perang Dagang, Rupiah di Level Rp14.400 per Dolar AS"
Post a Comment