
"Tinggal settlement antara BIJB dan Angkasa Pura karena mereka ambil 25 persen. Jadi akan ada pembayaran yang harus dilakukan AP ke BIJB atau pemda," ucapnya kepada CNNIndonesia.com, Kamis (16/5).
Sayangnya, Budi Karya belum menyebut berapa nilai pengambilan saham tersebut. Begitu juga dengan mekanisme pengambilalihan saham.
"Setelah 25 persen ke AP II, 11 persen ke pihak lain, jadi ada 36 persen. Sisanya, pemda masih pegang 64 persen," ujarnya.
Sementara Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan rapat memutuskan pengambilalihan saham akan dilakukan secara bertahap selama tiga tahun dengan nilai yang dievaluasi bersama. Namun, belum ada keputusan terkait nilai saham.
Bersamaan dengan peningkatan porsi kepemilikan saham di Bandara Kertajati, Awaluddin menyatakan AP II akan menjalankan tiga fungsi. Pertama, selaku operator bandara dengan dasar perjanjian Kerja Sama Operasional (KSO) sejak Januari 2018.
Kedua, AP II juga sebagai pemilik aset yang didapat dari penggunaan Penyertaan Modal Negara (PMN) dari pemerintah melalui pengembangan lintasan pesawat (runway) hingga taxi way. Ketiga, pengembang aset.
Sebab, AP II melakukan penambahan runway dari 2.500 meter menjadi 3 ribu meter di bandara tersebut. Ke depan, AP II juga akan menambah fasilitas penerbangan lain di kawasan Bandara Kertajati.
"Banyak potensinya, misalnya aero city, kan areanya masih luas. Nanti kami lihat untuk jangka tiga tahun ke depan," katanya.
Ia berharap berbagai pengembangan fasilitas ini bisa membuat Bandara Kertajati kian ramai. Di sisi lain, untuk meramaikan bandara, AP II mengaku siap menebar insentif bagi pihak-pihak terkait, misalnya maskapai nasional.
"Bisa kami beri insentif penerbangan, fasilitas bandara, disount fee, bisa landing fee, parking fee, joint promotion, dan lainnnya," imbuhnya.
from CNN Indonesia http://bit.ly/2VNVs5P
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Saham AP II di Bandara Kertajati akan Naik Jadi 25 Persen"
Post a Comment