Search

Isu Perang Dagang dan Cadev, Rupiah Loyo Rp14.295 per Dolar

Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.295 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (8/5). Posisi tersebut melemah 0,11 persen dibandingkan nilai tukar Selasa (7/5) yakni Rp14.280 per dolar AS.

Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.305 per dolar AS atau menguat dibanding kemarin Rp14.309 per dolar AS. Hari ini, rupiah berada di dalam rentang

Sebagian besar mata uang utama Asia melemah terhadap dolar AS. Ringgit Malaysia melemah 0,02 persen, rupee India melemah 0,16 persen, won Korea Selatan melemah 0,25 persen, dan peso Filipina melemah 0,32 persen. Di sisi lain, dolar Hong Kong tidak bergerak terhadap dolar AS pada hari ini.

Kemudian, terdapat pula mata uang Asia yang menguat terhadap dolar AS seperti yuan China sebesar 0,07 persen, yen Jepang sebesar 0,08 persen, dolar Singapura sebesar 0,12 persen, dan baht Thailand sebesar 0,42 persen.


Sementara itu pergerakan mata uang negara maju terbilang bervariasi, seperti euro yang melemah 0,06 persen, dolar Australia sebesar 0,04 persen, dan poundsterling Inggris melemah 0,25 persen

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan pelemahan ini masih terjadi setelah AS menghendaki kenaikan tarif produk AS dari 10 persen menjadi 25 persen. Perang dagang ini kian keruh setelah ada laporan bahwa China sedang mempertimbangkan tarif pembalasan atas bea masuk tersebut.

"Nanti, Wakil Perdana Menteri China Liu He sedang melakukan perjalanan ke Washington untuk melanjutkan negosiasi perdagangan dengan AS pada hari Kamis dan Jumat," jelas Ibrahim, Rabu (8/5).

Selain perang dagang, Analis Asia Tradepoint Future Deddy Yusuf Siregar mengatakan pelaku pasar agak ragu-ragu masuk ke negara berkembang setelah AS merilis data Survei Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja yang menunjukkan perbaikan. Tercatat, lowongan kerja AS pada Maret tercatat 7,49 juta atau meningkat dari Februari 7,14 juta.


"Sebenarnya pasar tenaga kerja ini solid, tapi pelaku pasar juga mencermati, apakah pertumbuhan tenaga kerja ini bisa menopang tingkat upah. Kondisi ini ke depan bisa menjadi sentimen bagi The Fed, apakah akan mempertahankan sikap dovish," jelas dia.

Terakhir, rupiah juga terpengaruh dari pengumuman devisa BI pada April yang tercatat US$124,3 miliar atau turun dari posisi Maret US$124,5 miliar. "Tapi walaupun begitu, secara teknikal rupiah sebenarnya masih kuat karena nyaris terus mendekati Rp14.300," jelas dia.

[Gambas:Video CNN] (agt/agt)

Let's block ads! (Why?)



from CNN Indonesia http://bit.ly/2YgvXqa
via IFTTT

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Isu Perang Dagang dan Cadev, Rupiah Loyo Rp14.295 per Dolar"

Post a Comment

Powered by Blogger.