
"Key performance indeks Menteri ESDM (Arifin Tasrif) dan Menteri BUMN (Erick Thohir adalah keberhasilan mewujudkan pembangunan dan upgrade (kapasitas) kilang," jelas Ari pada diskusi Sinergi Komunikasi Sektor ESDM, dikutip dari keterangan resmi Kementerian ESDM, Selasa (28/1).
Ari mengungkapkan pembangunan kilang minyak akan menekan tingginya impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dan bahan baku petrokimia.
Sejalan dengan program pembangunan kilang, Jokowi juga terus mendorong program hilirisasi minyak dan gas bumi (migas). Hilirisasi dilakukan agar memberikan nilai tambah bagi industri turunannya. Imbasnya, Indonesia bisa menekan impor bahan baku petrokimia. "Yang dilakukan Presiden saat ini mendorong sektor ESDM untuk membuka diri melalui investasi," ungkapnya.
Dorong EBT
Di samping sektor migas, sambung Ari, Jokowi juga mendorong sektor energi baru terbarukan (EBT) dengan perhatian utama Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).
"Rapat terbatas (ratas) yang paling banyak sejak 2014 itu, ratas (membahas) sampah (PLTSa). EBT itu luar biasa," kata Ari.
Pada 2019-2022, pemerintah menargetkan 12 PLTSa hadir di 12 kota yang menghasilkan listrik hingga 234 Megawatt (MW) dari sekitar 16 ribu ton sampah per hari.
Sedangkan untuk pengembangan EBT lainnya, pemerintah berhasil menarik investor untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung pertama di Cirata, Jawa Barat berkapasitas 145 Mega Watt.
Lebih lanjut, hal lain yang menjadi fokus Jokowi adalah implementasi program mandatori pemanfaatan campuran biodiesel pada minyak Solar sebesar 30 persen (B30). Program ini berjalan mulai 1 Januari 2020.
(sfr)from CNN Indonesia https://ift.tt/36xTCGk
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Istana Ungkap Rahasia Penilaian Kinerja Menteri ESDM dan BUMN"
Post a Comment