Pagi hari ini, seluruh mata uang utama Asia menguat terhadap dolar AS. Dolar Hong Kong menguat 0,07 persen, dolar Singapura menguat 0,15 persen, dan baht Thailand sebesar 0,31 persen.
Kemudian, ringgit Malyasia menguat 0,34 persen, peso Filipina menguat 0,35 persen, won Korea Selatan sebesar 0,47 persen, dan yen Jepang menguat 0,49 persen. Sementara itu, mata uang negara maju seperti euro, dolar Australia, dan poundsterling Inggris juga menguat masing-masing sebesar 0,31 persen, 0,32 persen, dan poundsterling Inggris sebesar 0,28 persen terhadap dolar AS.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan pergerakan rupiah dan mata uang Asia lainnya pada hari ini tak lepas dari keputusan bank sentral AS Federal Reserve pada Kamis (20/6) dini hari tadi. Otoritas moneter AS kembali menahan suku bunga acuan Fed Rate di kisaran 2,25 persen hingga 2,5 persen pada rapat komite pasar federal terbuka (FOMC).
Namun, hal menarik dari pengumuman semalam adalah terbukanya kemungkinan pemangkasan suku bunga meski tidak secepat itu. Sebab, Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan kebijakan The Fed ditujukan demi ekspansi ekonomi.
Dengan demikian, pasar kembali bergairah untuk menanamkan modal di negara lain, termasuk Indonesia.
"Meski The Fed masih mempertahankan kebijakan moneternya kali ini, tetapi pintu untuk penurunan suku bunga dalam pertemuan berikutnya pada Juli terbuka," jelas Ibrahim, Kamis (20/6).
Khusus di dalam negeri, perhatian pelaku pasar juga tercurah ke hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia dalam menentukan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate (7DRRR). Meski BI berpotensi pula menahan suku bunga acuan.
"Hari ini rupiah bisa di dalam rentang Rp14.220 hingga Rp14.308 per dolar AS," kata dia. (glh/lav)
from CNN Indonesia http://bit.ly/2ISJxdv
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "The Fed Tahan Suku Bunga, Rupiah Kokoh Rp14.245 per Dolar AS"
Post a Comment