
Sebagai informasi, alokasi belanja modal di APBN 2019 sebesar Rp189,34 triliun. Namun, realisasi penggunaan pos pengeluaran itu baru senilai Rp15,86 triliun atau 8,37 persen dari total alokasi pada April 2019.
Pertumbuhan penggunaan pos belanja tersebut terkontraksi 15,07 persen dibandingkan tahun lalu.
Sedangkan realisasi penggunaan anggaran belanja pada periode Januari-April 2019 lebih cepat terjadi untuk belanja bantuan sosial, belanja pegawai, dan belanja barang. Belanja bantuan sosial misalnya, sudah mencapai Rp54 triliun atau 55,64 persen dari alokasi tahun ini. Untuk belanja pegawai sudah mencapai Rp66,09 triliun atau 29,45 persen dari alokasi pada periode yang sama. Kemudian, belanja barang sudah menyentuh Rp65,16 triliun atau 18,91 persen dari target.Artinya, untuk tahun depan, pemerintah ingin ada pergeseran prioritas belanja ke belanja modal dari saat ini lebih ke belanja bantuan sosial, pegawai, dan barang.
Di sisi lain, mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu memastikan kebijakan belanja negara akan diupayakan lebih baik pada tahun depan. Sebab, pemerintah ingin hasilnya lebih efektif, efisien, dan tepat sasaran. Tujuannya, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan, pengentasan kemiskinan, pengurangan kesenjangan, peningkatan kualitas tenaga kerja, perluasan kesempatan kerja, peningkatan produktivitas, serta daya beli."Pemerintah juga ingin mengalokasikan belanja untuk stabilitas dan antisipasi ketidakpastian dengan mitigasi risiko bencana alam," terangnya.
Untuk mengejar target penggunaan alokasi belanja negara yang lebih baik, Sri Mulyani mengatakan pemerintah akan menyortir lagi berbagai program pengeluaran. Selain itu, pemerintah tidak menutup kemungkinan efisiensi untuk belanja yang kurang perlu, serta memprioritaskan belanja dari sisi kualitas dan dampak program. (uli/agt)from CNN Indonesia http://bit.ly/2JPQNZO
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pemerintah Ingin Belanja Modal Lampaui Rp200 Triliun di 2020"
Post a Comment