Direktur Utama Kimia Farma Honesti Basyir mengatakan sumber pendanaan belanja modal ini terbagi dua, yakni pendanaan internal sebesar Rp1,26 triliun atau 30 persen dan pendanaan eksternal sebesar Rp2,94 triliun atau 70 persen dari total belanja modal.
Penerbitan obligasi dan rencana rights issue merupakan bagian dari pendanaan eksternal yang dihimpun perusahaan. "Obligasi kami memang sedang proses, tapi kalau rights issue ini kami masih pertimbangkan," ujarnya tanpa menyebut kapan aksi korporasi itu akan dilakukan, Selasa (7/5).
Namun, ia berharap bisa menghimpun dana sebesar Rp1,5 triliun dengan tenor tiga hingga lima tahun dari penerbitan obligasi. Penerbitan obligasi ini tak memerlukan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) lantaran penerbitan obligasi di bawah 50 persen dari ekuitas perusahaan.
Adapun per kuartal I 2019, total ekuitas Kimia Farma tercatat Rp2,7 triliun.
Sementara untuk rights issue, Honesti mengatakan baru mempertimbangkan aksi tersebut karena jumlah saham yang beredar di publik (floating share) masih rendah, yakni 10 persen. Dalam hal ini, perusahaan memerlukan persetujuan dari pemerintah selaku pemegang satu lembar saham dwiwarna.
"Nantinya pendanaan ini akan digabungkan dengan sumber pendanaan eksternal lain, seperti Medium Term Notes (MTN) yang sudah kami terbitkan," terang dia.
Di sisi lain, untuk meningkatkan pendanaan belanja modal secara internal, perusahaan telah meminta persetujuan RUPS untuk membagikan dividen dengan rasio terhadap laba (payout ratio) yang lebih rendah dibandingkan tahun lalu.
[Gambas:Video CNN]
Pada tahun ini, perusahaan pelat merah tersebut membagikan dividen 20 persen dari laba tahun lalu Rp415,9 miliar. Padahal, tahun lalu, perusahaan membagikan dividen 30 persen dari laba. Namun, menurut Honesti, RUPS memahami langkah perusahaan yang ingin lebih giat ekspansi.
Rencananya, belanja modal sebesar Rp4,2 triliun terdiri dari Rp2,5 triliun bisnis organik dan Rp1,7 triliun belanja modal untuk bisnis anorganik. Beberapa ekspansi yang akan dilakukan adalah mengakuisisi dua rumah sakit di semester II mendatang, membangun pabrik di Jeddah, Arab Saudi bersama Marei bin Mahfouz Group, dan niat ekspansi ke Vietnam.
"Tapi untuk masuk ke perusahaan distribusi obat-obatan di Vietnam, kami masih pelajari dulu. Sebab, perusahaan di sana hanya ingin melepas kepemilikan minoritas. Kalau tidak mau, kami akan mencari perusahaan yang mau melepaskan kepemilikannya secara mayoritas," pungkasnya.
(glh/bir)
from CNN Indonesia http://bit.ly/2DUGnnH
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kimia Farma Bakal Rights Issue dan Rilis Obligasi"
Post a Comment