
"Itu memberikan sentimen positif," katanya kepada CNNIndonesia.com, Senin (27/5).
Dari sisi global, saat ini imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun tengah menurun akibat ketidakpastian negosiasi dagang AS dengan China. Sehingga, obligasi pemerintah AS tak mengundang daya tarik.
Walhasil, indeks dolar AS terhadap beberapa mata uang melemah. Hal ini ditambah rilis data ekonomi AS yang tak sesuai dengan harapan, seperti penjualan rumah baru AS pada April yang turun 0,4 persen secara bulanan ke angka 5,19 juta unit, atau turun 4,4 persen jika dibanding secara tahunan.
Kemudian, indeks manufaktur AS juga terjun ke angka 50,6 pada Mei dari posisi 52,6 pada April lalu. Namun menurut Ariston, rupiah perlu mewaspadai tensi perang dagang antara AS dan China yang setiap saat bisa kian meledak. Untuk itu, rupiah diprediksi berada di dalam rentang Rp14.330 hingga Rp14.660 per dolar AS.
"Momentum penguatan berlanjut di pembukaan Senin, tapi perang dagang masih perlu diwaspadai," tuturnya.
(glh/agt)
from CNN Indonesia http://bit.ly/2W2Sn1H
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Awali Pekan, Rupiah Menguat ke Rp14.352 per Dolar AS"
Post a Comment